“Di era digital, kejahatan siber semakin marak dan berevolusi dengan berbagai modus baru yang perlu diwaspadai oleh setiap pengguna internet.”
Penipuan atau fraud adalah ancaman serius yang bisa merugikan siapa saja. Dengan semakin canggihnya teknologi, modus penipuan pun kian beragam.
Salah satu jenis fraud adalah skema ponzi. Kenali ciri dan cara kerja skema ponzi agar Anda terhindar dari ancaman finansial!
Fraud adalah tindakan penipuan atau kecurangan yang disengaja untuk mendapatkan keuntungan finansial secara tidak sah, seringkali dengan cara memanipulasi, menyembunyikan, atau menyalahgunakan informasi atau aset.
Tindakan ini bisa dilakukan oleh individu, kelompok, atau bahkan pihak internal suatu organisasi, dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi korban.
Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong terjadinya fraud dalam sistem keuangan, baik di tingkat individu maupun institusi.
Ketiga elemen ini dikenal dalam teori “Fraud Triangle”, yang mencakup tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).
Ketiganya saling berkaitan dan dapat menciptakan kondisi terjadinya tindak penipuan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
Tekanan finansial sering kali menjadi pendorong utama seseorang untuk melakukan fraud.
Kebutuhan mendesak, seperti utang yang menumpuk, biaya medis, atau gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilan, dapat memaksa individu untuk mencari jalan pintas.
Dalam dunia kerja, tekanan untuk memenuhi target yang tidak realistis atau ekspektasi yang tinggi dari atasan juga dapat mendorong karyawan untuk melakukan tindakan curang sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Rasionalisasi adalah proses psikologis di mana individu membenarkan tindakannya yang tidak etis.
Mereka mungkin merasa bahwa tindakan tersebut tidak merugikan siapa pun, atau bahwa mereka berhak untuk melakukannya karena merasa kurang dihargai atau tidak mendapatkan kompensasi yang sesuai.
Proses rasionalisasi ini memungkinkan individu untuk mengatasi konflik moral dan melanjutkan tindakan fraud tanpa merasa bersalah.
Kesempatan untuk melakukan fraud adalah ketika terdapat kelemahan dalam sistem pengendalian internal, kurangnya pengawasan, atau kemampuan untuk mengakses aset perusahaan tanpa batasan.
Karyawan yang menyadari adanya celah dalam sistem ini dapat memanfaatkannya untuk melakukan tindakan curang tanpa takut tertangkap. Faktor kesempatan ini sering kali menjadi elemen kunci dalam terjadinya fraud.
Adapun beberapa contoh fraud adalah sebagai berikut yang perlu Anda waspadai:
Salah satu jenis fraud adalah Skema Ponzi yang merupakan bentuk investasi fiktif yang melunasi imbal hasil kepada investor sebelumnya menggunakan modal yang disetorkan oleh investor baru.
Skema ini dinamakan demikian karena Charles Ponzi, seorang penipu asal Italia, pertama kali memperkenalkan metode ini pada awal abad ke-20.
Meskipun terlihat menguntungkan di awal, skema ini akan runtuh ketika tidak ada lagi investor baru yang bergabung.
Jenis lain fraud adalah penipuan menggunakan QR code, adalah modus kejahatan siber di mana pelaku memanipulasi kode QR agar mengarahkan korban ke situs web berbahaya atau mendorong pengunduhan konten jahat.
Tujuannya adalah mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, data keuangan, atau detail identitas pribadi yang kemudian akan disalahgunakan untuk penipuan finansial, pencurian identitas, atau bahkan ransomware.
Modus ini sering memanfaatkan rasa urgensi atau tawaran menarik untuk memancing korban agar memindai kode QR palsu tersebut.
Phishing adalah metode penipuan di mana pelaku mengirimkan email, pesan teks, atau situs web palsu yang tampak resmi untuk mencuri informasi sensitif, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya.
Pelaku sering kali menyamar sebagai institusi terpercaya, seperti bank atau lembaga pemerintah, untuk menipu korban agar memberikan informasi pribadi mereka.
Pencurian identitas adalah bentuk kejahatan keuangan yang melibatkan penggunaan informasi pribadi seseorang tanpa izin yang sah, biasanya untuk tujuan penipuan atau keuntungan finansial.
Informasi pribadi yang sering menjadi target termasuk nama lengkap, nomor identitas seperti NIK (Nomor Induk Kependudukan), nomor rekening bank, data kartu kredit, alamat, hingga akses ke akun digital seperti email dan media sosial.
Adapun fraud adalah penipuan kartu kredit yang melibatkan penggunaan kartu kredit tanpa izin untuk melakukan pembelian atau menarik dana secara ilegal.
Pelaku dapat memperoleh informasi kartu kredit melalui berbagai cara, seperti skimming, phishing, atau pencurian fisik kartu.
Akibatnya, pemilik kartu dapat mengalami kerugian finansial dan kerusakan reputasi.
Baca Juga: Pahami Apa Itu Likuiditas dan Perannya dalam Bisnis
Dalam modus ini, pelaku membuat surat atau dokumen palsu yang mengklaim adanya kenaikan tarif transaksi bank.
Surat tersebut kemudian dikirimkan kepada nasabah untuk menakut-nakuti mereka agar melakukan pembayaran tambahan atau memberikan informasi pribadi.
Korban yang tidak waspada dapat tertipu dan mengalami kerugian.
Modus yang sering melibatkan fraud adalah smishing yaitu bentuk penipuan siber yang dilakukan melalui pesan teks atau SMS, mirip dengan phishing yang menggunakan email.
Dalam serangan ini, penipu akan berpura-pura menjadi pihak terpercaya untuk memperdaya korban agar memberikan informasi sensitif, seringkali dengan bantuan malware atau situs web palsu.
Modus ini bertujuan untuk mencuri data pribadi, yang kemudian dapat digunakan untuk penipuan finansial atau kejahatan siber lainnya.
Selain itu jenis lain dari fraud adalah judi online telah berkembang pesat di era digital, menawarkan berbagai jenis permainan seperti slot, togel, dan poker yang mudah diakses melalui perangkat seluler.
Meskipun menawarkan keuntungan dan kenyamanan semu, judi online menyimpan bahaya besar, terutama risiko kecanduan yang dapat merusak kondisi finansial, mental, dan sosial seseorang.
Selain itu, praktik ini ilegal di Indonesia, dengan ancaman hukuman pidana bagi bandar maupun pemain.
Penggelapan dana yang termasuk dalam fraud adalah tindak pidana di mana seseorang secara sengaja atau tidak sengaja menguasai properti milik orang lain yang berada di bawah kendalinya, sebagaimana diatur dalam Pasal 372 KUHP.
Bentuknya beragam, mulai dari penggelapan biasa, ringan, hingga yang diperberat. Modus yang digunakan pun bervariasi, seperti pemalsuan dokumen, pencatatan fiktif, penggunaan rekening bank palsu, hingga double bookkeeping.
Hukuman untuk penggelapan dana bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari empat hingga enam tahun penjara.
Penyimpangan aset juga termasuk dalam fraud adalah penggunaan atau pencurian aset perusahaan tanpa izin untuk keuntungan pribadi.
Contohnya termasuk mengambil inventaris, uang tunai, atau data perusahaan untuk digunakan secara pribadi atau dijual.
Tindakan ini sering kali sulit dideteksi tanpa pengawasan yang ketat.
Baca Juga: Pengertian Bilyet Giro, Syarat, dan Bedanya dengan Cek
Untuk meminimalkan risiko terjadinya fraud adalah dengan langkah-langkah pencegahan yang terencana, menyeluruh, dan konsisten. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil:
Dalam mencegah fraud adalah penting untuk membangun budaya perusahaan yang berfokus pada integritas dan etika bisnis yang baik sangat penting.
Perusahaan harus menekankan pentingnya kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas dalam setiap aspek operasionalnya.
Dengan demikian, karyawan akan merasa lebih termotivasi untuk bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab.
Pengawasan yang ketat terhadap keuangan dan operasional perusahaan untuk meminimalisir fraud adalah sangat penting untuk dilakukan.
Penting bagi perusahaan untuk rutin melakukan audit internal guna memastikan pencatatan seluruh transaksi dilakukan secara akurat.
Selain itu, penerapan sistem kontrol internal yang efektif dapat membantu mendeteksi dan mencegah tindakan curang sebelum merugikan perusahaan.
Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai pentingnya etika bisnis dan dampak negatif dari fraud adalah sangat penting.
Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman tentang tanda-tanda fraud, prosedur pelaporan, dan konsekuensi dari tindakan curang.
Dengan demikian, karyawan akan lebih waspada dan mampu mengidentifikasi serta melaporkan potensi tindakan fraud.
Menyediakan saluran pelaporan yang aman dan anonim bagi karyawan atau pihak luar untuk melaporkan tindakan fraud adalah langkah utama yang perlu dilakukkan tanpa takut akan pembalasan.
Kebijakan whistleblowing ini harus ditegakkan dengan serius, dan setiap laporan harus ditindaklanjuti dengan penyelidikan yang transparan dan adil.
Mengimplementasikan sistem informasi yang canggih untuk memantau transaksi secara real-time dan mendeteksi aktivitas mencurigakan dapat membantu mencegah fraud.
Perangkat lunak yang terintegrasi dapat memberikan notifikasi otomatis jika terjadi transaksi yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan pola normal, sehingga memungkinkan tindakan pencegahan yang cepat.
Menetapkan dan menegakkan sanksi yang jelas bagi pelaku fraud adalah untuk memberikan efek jera.
Sanksi ini harus diterapkan secara konsisten dan adil, tanpa pandang bulu, agar menunjukkan komitmen perusahaan terhadap integritas dan tidak mentolerir tindakan curang.
Pencegahan fraud adalah hal yang penting dan memerlukan kesadaran kolektif, sistem pengawasan yang ketat, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat dan pelaku bisnis.
Dengan memahami jenis-jenis penipuan dan faktor penyebabnya, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi diri dan lingkungan dari risiko kerugian finansial.
Baca Juga: Tips Cerdas Cara Menghemat Uang Dengan Bijak
Waspadai modus penipuan quishing, phishing, dan smishing yang dapat menguras data dan dana Anda.
#WaspadaSelalu terhadap tawaran atau instruksi mencurigakan yang meminta Anda memindai QR code atau mengisi data pribadi.
Untuk perlindungan dan pengalaman #YangUtama, pelajari tips lengkap cara menghindari quishing dan berbagai modus penipuan lainnya. Kunjungi halaman tips keamanan atau hubungi Layanan CIMB Niaga 14041.
Hati-hati dengan modus penipuan phishing
Hati-hati dengan modus penipuan smishing