production
ID EN

29 Oktober 2025

Market review

Hari ini, penggerak pasar keuangan global yang utama tampaknya adalah keputusan suku bunga Federal Reserve (the Fed). Nanti malam, The Fed diperkirakan akan kembali menurunkan rentang target tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75 – 4,0%. Jika perkiraan ini benar maka total penurunan suku bunga the Fed sejak tahun lalu akan mencapai 150 bps.

 

Saat ini fokus utama the Fed adalah memperkuat pasar tenaga kerja sedangkan target inflasi yang stabil menjadi prioritas kedua. Hal ini berdasarkan pengamatan pada tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) yang bertahan di kisaran 3,0% – masih di atas target inflasi the Fed yaitu 2,0%. Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja di AS antara Januari – Agustus 2025 hanya sebanyak 598 ribu orang, jauh di bawah periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 1.144 ribu orang (Berdasarkan data non-farm payrolls).

 

Dampak dari pergeseran prioritas the Fed ini adalah meningkatnya nilai aset keuangan berisiko seperti saham dan naiknya harga komoditas safe haven seperti emas. Di sisi lain, terjadi tren penurunan pada indeks dolar AS ke level 98,7 pada saat ini dari kisaran 110,1 pada awal tahun 2025.

 

Rentang perdagangan USD/IDR pada hari ini ini diperkirakan antara 16.550 – 16.750. Pada hari Selasa kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) berada pada 16.622.

 

Pasar Obligasi Negara Indonesia – Indikasi yield pada penutupan hari Selasa adalah 4,63% (1Y), 4,97% (3Y), 5,38% (5Y), 5,98% (10Y), dan 6,46% (20Y). Kemarin, yield turun rata-rata 2 bps di sepanjang kurva, dengan penurunan lebih besar pada tenor 3 tahun.

 

Pemerintah menerbitkan obligasi syariah senilai IDR 10 triliun dari total permintaan yang masuk sebesar IDR 51,4 triliun. Yield rata-rata tertimbang hasil lelang adalah 4,60%, 4,60%, 5,40%, 5,91%, 6,30%, dan 6,61%,masing-masing untuk SPNS Des’25 dan Jul’26, PBS40 (2030), PBSG02 (2033), PBS34 (2039) dan PBS38 (2049). Di sisi lain, SPNS Apr’26 dan PBS30 (2028) tidak diterbitkan.

 

Arus dana asing di pasar modal Indonesia turun cukup banyak berdasarkan data terakhir. Indeks saham IHSG ditutup turun 24 poin pada posisi 8.093, pada tanggal 28 Oktober 2025, dan kepemilikan asing pada saham Indonesia tercatat turun IDR 1,4 triliun. Di sisi lain, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah turun IDR 3,8 triliun pada tanggal 27 Oktober 2025.

 

Baca lebih lanjut, klik disini