13 Juni 2025
Market review
Serangan udara Israel ke lokasi program nuklir Iran menjadi salah satu penggerak utama pasar keuangan dunia pada pagi ini. Meningkatnya konflik militer di Timur Tengah menambah daftar tantangan yang dihadapi ekonomi global pada tahun ini selain perang dagang dan risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Cina.
Reaksi awal pasar keuangan dunia pasca serangan udara Israel ke Iran adalah melonjaknya harga minyak mentah dunia, turunnya yield obligasi pemerintah AS (UST) tenor 10 tahun dan menguatnya mata uang safe haven franc Swiss dan yen Jepang. Harga minyak mentah dunia Brent naik ke level USD 75/ barel pada pagi ini dari USD 70/ barel kemarin pagi. Yield UST 10 tahun turun ke level 4,33% dari 4,41%, sedangkan kurs USDJPY turun ke kisaran 143,1 dari 144,5. Selain itu, kurs USDCHF turun ke level 0,807 – paling rendah dalam dua bulan.
Rentang perdagangan USD/IDR pada hari ini ini diperkirakan antara 16.150 – 16.350. Pada hari Kamis kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) berada pada 16.237.
Pasar Obligasi Negara Indonesia – Indikasi yield pada penutupan hari Kamis adalah 6,07% (1Y), 6,19% (3Y), 6,27% (5Y), 6,66% (10Y), dan 7,0% (20Y). Kemarin, yield turun rata-rata 5 bps antara tenor 1 dan 10 tahun.
Arus dana asing di pasar modal Indonesia relatif stabil berdasarkan data terakhir. Indeks saham IHSG ditutup turun 18 poin pada posisi 7.204, pada tanggal 12 Juni 2025, dan kepemilikan asing pada saham Indonesia tercatat turun IDR 282 miliar. Di sisi lain, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah naik IDR 1,1 triliun pada tanggal 11 Juni 2025.
Baca lebih lanjut, klik disini
Kami Akan Hubungi Anda
Tinggalkan informasi anda untuk kami hubungi