www.cimbniaga.co.id production

Waspadai Skema Ponzi, Inilah Ciri dan Cara Kerjanya

 

“Pernahkah Anda mendengar tentang skema ponzi? Skema ponzi atau juga dikenal sebagai skema piramida merupakan salah satu model investasi yang beberapa tahun terakhir ini marak terjadi. Agar Anda lebih paham dan terhindar dari skema ponzi, pastikan Anda membaca artikel ini hingga akhir.”

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), skema ponzi ini termasuk jenis investasi bodong yang perlu Anda waspadai. Banyak investor pemula yang terjebak skema ponzi karena tergiur investasi menjanjikan dengan keuntungan bagi hasil yang tinggi.

Tips terbaik untuk menghindari skema jenis ini yaitu dengan menempatkan uang dalam instrumen investasi yang lebih aman dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, seperti investasi Reksa Dana dari CIMB Niaga. Agar Anda terhindar dari salah satu bentuk investasi bodong ini, pahami apa itu skema ponzi, ciri-ciri, cara kerja, hingga tips menghindari skema ponzi yang penting untuk Anda ketahui. 

Apa Itu Skema Ponzi?

Skema ponzi adalah investasi yang menghasilkan uang bagi membernya dengan cara merekrut orang lain untuk bergabung dalam investasi tersebut. Skema ini pertama kali dilakukan oleh Charles Ponzi, seorang penipu terkenal yang menggunakan metode serupa pada tahun 1920.

Dalam dunia investasi, skema ponzi dianggap ilegal dan dianggap sebagai penipuan berkedok investasi karena tidak memiliki basis bisnis yang jelas dan mengandalkan perekrutan anggota baru untuk tetap berjalan. 

Banyak orang mengalami kerugian besar setelah terlibat dalam skema ponzi. Namun, hal itu tidak menyurutkan tindakan pengelola dan pemasar skema ponzi untuk tetap melakukan tindakan ilegal ini.

Ciri-ciri Skema Ponzi

Memahami ciri-ciri skema ponzi bisa melindungi Anda dari investasi bodong. Berikut ini beberapa ciri-ciri dalam skema ponzi yang harus Anda waspadai:

  1. Bagi hasil yang tidak realistis
  2. Skema ponzi menjanjikan bagi hasil yang sangat tinggi dalam jangka waktu yang relatif singkat. Tingkat pengembalian yang tidak realistis ini tidak sesuai dengan kinerja pasar investasi yang sebenarnya.

    Padahal, para pelaku menggunakan uang yang ditanamkan oleh investor baru sebagai bagi hasil untuk investor yang lebih lama. Inilah yang menciptakan ilusi bahwa investasi mereka menguntungkan, padahal sebenarnya tidak ada aktivitas investasi yang dilakukan untuk menghasilkan keuntungan.

  3. Tidak ada kegiatan investasi yang jelas
  4. Skema ponzi sering kali tidak memiliki rencana investasi yang jelas atau tidak memberikan informasi yang transparan tentang cara mereka menghasilkan keuntungan. Penipuan berkedok investasi ini hanya mengandalkan arus masuk uang baru untuk menjaga skema berjalan.

  5. Keterbatasan akses penarikan dana
  6. Pelaku skema ponzi seringkali memberlakukan batasan terhadap penarikan dana oleh investor. Mereka mungkin memberikan alasan bahwa dana tersebut diinvestasikan dalam proyek-proyek tertentu yang tidak dapat dicairkan dengan cepat.

  7. Fokus pada merekrut investor baru
  8. Dalam skema ponzi, pelaku lebih fokus untuk merekrut investor baru daripada menghasilkan keuntungan dari investasi yang sah. Mereka menggunakan jaringan pemasaran untuk meyakinkan orang lain untuk bergabung dengan imbalan komisi atau bonus yang dijanjikan.

  9. Ketidakjelasan tentang mekanisme investasi
  10. Investor seringkali tidak diberikan informasi yang jelas tentang bagaimana uang mereka akan diinvestasikan, strategi investasi yang digunakan, atau risiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Penting bagi Anda untuk melakukan riset yang cermat sebelum menanamkan uang mereka dalam suatu skema investasi. Jika suatu skema investasi terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah skema ponzi atau penipuan berkedok investasi lainnya.

Baca juga: Kenali Jenis Investasi Online dan Tips Aman Menggunakanya

Cara Kerja Skema Ponzi

Pada awalnya skema ponzi terlihat seperti investasi yang menjanjikan, karena anggotanya dijanjikan menerima keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Namun, skema ponzi sebenarnya tidak memiliki basis bisnis yang jelas dan tidak memiliki produk yang dijual.

Keuntungan yang dibuat berasal dari pembayaran dari anggota yang bergabung setelahnya. Hal ini berarti bahwa skema ponzi akan gagal jika tidak ada perekrutan anggota baru. 

Bukan hanya sebatas merekrut orang, anggota juga diharuskan untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang merekrutnya. Skema ponzi ini pada akhirnya membentuk sebuah struktur piramida dengan satu orang di puncak sebagai pengelola atau pemilik.

Orang yang bergabung dengan skema ponzi biasanya tidak menyadari bahwa skema investasi tersebut seperti bola salju yang semakin bergulir semakin besar. Jumlah orang yang direkrut semakin bertambah dan jika tidak ada lagi anggota baru yang dapat direkrut, penipu akan kesulitan untuk memenuhi janji pengembalian investasi kepada investor sebelumnya. 

Baca juga: Pahami Jenis-jenis Investasi Agar Anda Tak Terjebak

Tips Menghindari Skema Ponzi

Ada beberapa tips yang bisa Anda ikuti untuk menghindari skema ponzi, diantaranya yaitu:

  1. Memahami cara kerja skema ponzi
  2. Skema Ponzi biasanya melibatkan penawaran investasi yang menjanjikan tingkat pengembalian yang tinggi dan tidak realistis dalam waktu singkat. Uang dari investor baru digunakan untuk membayar pengembalian bagi investor yang lebih lama. Anda perlu memahami bahwa skema ini pada akhirnya akan runtuh dan merugikan.

  3. Memeriksa izin dan regulasi
  4. Pastikan bahwa perusahaan atau individu yang menawarkan investasi memiliki izin dan regulasi yang sesuai. Cari tahu apakah perusahaan atau individu tersebut terdaftar secara legal di bawah Otoritas Jasa Keuangan.

  5. Melakukan riset mendalam
  6. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan investasi. Lakukan riset mendalam tentang perusahaan atau individu tersebut, termasuk sejarah, reputasi, dan kredibilitas mereka. Carilah informasi melalui sumber yang independen dan andalkan pendapat dari ahli keuangan atau penasihat yang terpercaya.

  7. Waspadai janji pengembalian yang tidak realistis
  8. Jika penawaran investasi terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka mungkin memang begitu adanya. Pertimbangkan dengan hati-hati tingkat pengembalian yang dijanjikan dan apakah itu realistis dalam konteks pasar keuangan yang sehat.

Baca juga: Cara Berinvestasi Yang Baik dan Benar Agar Tidak Rugi

Sebagai seorang investor pemula, penting untuk mencari tahu lebih dalam tentang perusahaan yang menawarkan produk investasi. Jangan sampai Anda nantinya mengalami kerugian finansial akibat terjebak dengan skema ponzi.

Salah satu bentuk penipuan investasi ini menyebabkan para anggotanya mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, Anda harus selalu waspada dan melakukan riset sebelum menjadi anggota skema ponzi. 

Tips terbaik untuk menghindari skema jenis ini yaitu dengan menempatkan uang dalam instrumen investasi yang lebih aman dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, seperti investasi Reksa Dana dari CIMB Niaga.

CIMB Niaga merupakan agen penjual efek Reksa Dana yang mendistribusikan sekitar 69 produk Reksa Dana. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tentang Pasar Modal, reksadana adalah suatu wadah untuk menghimpun dana dari investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari OJK.

Reksa Dana CIMB Niaga bisa Anda dapatkan mulai dari Rp 100.000 melalui OCTO Mobile dengan cara seperti berikut:

  1. Masuk ke dalam aplikasi OCTO Mobile dan pastikan Anda telah memiliki akun
  2. Pada menu OCTO Mobile, pilih menu Daftar & Investasi dan klik “Beli Reksa Dana”.
  3. Selanjutnya, pilih kategori investasi yang Anda ingin beli dan pilih produk yang sesuai dengan profil risiko.
  4. Terakhir, masukkan nominal yang akan Anda investasikan dan setujui syarat & ketentuan yang berlaku.

Selain melalui OCTO Mobile, Anda juga bisa membeli Reksa Dana CIMB Niaga melalui OCTO Clicks dengan langkah-langkah seperti berikut:

  1. Buka situs web OCTO Clicks
  2. Masukkan username dan password Anda
  3. Klik "Daftar & Investasi, lalu klik "Beli Reksa Dana"
  4. Anda perlu memilih kategori dan produk reksa dana yang ingin dibeli
  5. Masukkan jumlah dana yang ingin Anda beli
  6. Klik "Lihat Prospektus" untuk membaca prospektus produk reksa dana yang sudah Anda pilih
  7. Klik "Lihat Fund Fact Sheet" untuk melihat informasi terkait tentang produk reksa dana yang dipilih sebelumnya
  8. Klik "Setujui Syarat dan Ketentuan" transaksi reksa dana
  9. Konfirmasikan transaksi pembelian reksa dana dengan kode OTP yang dikirimkan ke ponsel Anda.

Mudah bukan, beli instrumen investasi yang aman dan legal? Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.