“Deflasi adalah sebuah fenomena dalam ekonomi yang menyebabkan turunnya harga barang dan jasa di suatu daerah. Apa penyebab dan dampaknya? Yuk, simak!”
Fenomena deflasi muncul akibat berkurangnya jumlah uang yang beredar, sehingga daya beli masyarakat ikut melemah. Sebagai respons, Bank Indonesia biasanya menurunkan suku bunga.
Namun, hal ini juga menurunkan hasil tabungan. Oleh karena itu, penting memilih produk keuangan dengan suku bunga kompetitif agar tetap memperoleh hasil optimal meskipun di tengah deflasi.
Deflasi adalah kondisi ekonomi yang ditandai dengan penurunan harga barang dan jasa secara menyeluruh dibandingkan periode sebelumnya.
Bagi konsumen, kondisi deflasi justru memberikan keuntungan karena daya beli menjadi lebih tinggi.
Namun, deflasi adalah fenomena yang serius bagi perekonomian nasional, terutama jika berlangsung lama, karena bisa memperlambat aktivitas ekonomi secara menyeluruh.
Baca Juga: Pahami Ragam Bentuk Kegiatan Ekonomi dan Jenis Bisnisnya
Inflasi dan deflasi adalah dua kondisi ekonomi yang berlawanan namun sama-sama penting untuk dipahami.
Secara sederhana, deflasi adalah kondisi ketika harga-harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu.
Sebaliknya, inflasi terjadi ketika harga-harga terus mengalami kenaikan. Inflasi biasanya terjadi karena tingginya permintaan terhadap barang atau jasa yang melebihi pasokan.
Berbeda dari inflasi, deflasi adalah fenomena yang muncul karena rendahnya permintaan konsumen sehingga produsen harus menurunkan harga agar produknya tetap terjual.
Baca Juga: 6 Penyebab Inflasi di Indonesia Beserta Tips Mengantisipasi
Secara umum, deflasi muncul akibat beberapa faktor, di antaranya:
Penyebab utama deflasi adalah adanya penurunan permintaan barang dan jasa di dalam negeri.
Ketika masyarakat mengurangi konsumsi atau menunda pembelian barang dan jasa, maka permintaan keseluruhan menjadi menurun.
Akibatnya, harga-harga cenderung turun karena produsen berusaha menyesuaikan dengan penurunan permintaan tersebut.
Salah satu penyebab terjadinya deflasi adalah adanya kelebihan pasokan barang di pasar.
Ketidakseimbangan antara jumlah barang yang tersedia dengan permintaan pasar bisa menyebabkan harga turun.
Jika stok barang lebih banyak dari yang dibutuhkan, produsen biasanya menurunkan harga untuk menarik pembeli.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya deflasi adalah menurunnya harga komoditas dunia.
Indonesia sebagai negara yang banyak mengandalkan ekspor komoditas seperti minyak sawit dan batu bara sangat terpengaruh oleh fluktuasi harga komoditas global.
Saat harga komoditas dunia mengalami penurunan, dampaknya dapat meluas ke harga-harga domestik sehingga berkontribusi pada deflasi.
Deflasi adalah fenomena ekonomi yang bisa dipengaruhi oleh perubahan geopolitik global.
Situasi politik dan ekonomi dunia yang dinamis dan sering berubah-ubah turut memengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri.
Ketidakpastian atau gejolak geopolitik dapat menekan perekonomian Indonesia sehingga memicu penurunan harga secara umum.
Memahami apa yang menjadi penyebab deflasi adalah hal yang penting bagi Anda dalam mengatur waktu pembelian dan strategi menabung agar nilai uang tetap terjaga.
Baca Juga: Inilah 5 Cara Menabung yang Benar menurut Pakar Keuangan
Deflasi memiliki dampak positif, namun ada juga dampak negatif yang bisa membahayakan perekonomian jika tidak ditangani dengan baik.
Meskipun deflasi sering dianggap sebagai tanda melemahnya ekonomi, kondisi ini juga memiliki beberapa dampak positif, terutama bagi konsumen.
Salah satu keuntungan utama dari deflasi adalah turunnya harga barang dan jasa. Saat harga barang dan jasa menurun, Anda bisa membeli lebih banyak dengan jumlah uang yang sama.
Namun, dampak positif ini hanya bersifat sementara dan bisa berubah menjadi negatif jika deflasi terjadi terus-menerus tanpa kendali.
Meskipun punya dampak positif, deflasi lebih banyak memberikan dampak yang negatif. Dampak negatif dari fenomena deflasi adalah sebagai berikut:
Penurunan minat investasi
Deflasi adalah fenomena yang bisa berdampak pada turunnya minat investasi. Deflasi menimbulkan ekspektasi bahwa harga barang dan jasa akan terus menurun
Penurunan harga ini membuat margin keuntungan investasi menjadi lebih kecil, bahkan berisiko merugi.
Dengan ekspektasi keuntungan yang lebih rendah, banyak pelaku usaha akhirnya memilih menunda atau bahkan membatalkan rencana investasinya.
Ketidakpastian ekonomi yang menyertai deflasi juga membuat investor menjadi lebih berhati-hati.
Baca Juga: 5 Jenis Investasi yang Menguntungkan untuk Masa Depan
Melemahnya konsumsi rumah tangga
Salah satu dampak negatif yang paling terlihat saat deflasi adalah penurunan konsumsi rumah tangga.
Ketika harga-harga barang dan jasa menurun akibat permintaan yang lesu, ini menandakan bahwa masyarakat cenderung menahan belanja.
Sikap menunda pembelian dengan harapan harga akan semakin turun justru mengakibatkan roda perekonomian berjalan lambat.
Jika daya beli masyarakat terus menurun, kontribusi konsumsi terhadap produk domestik bruto (PDB) juga akan melemah.
Naiknya angka pengangguran
Salah satu dampak negatif lain dari deflasi adalah meningkatnya angka pengangguran. Ketika konsumsi rumah tangga melemah, pendapatan bisnis turut menurun.
Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya, salah satunya dengan mengurangi jumlah tenaga kerja atau memotong jam kerja karyawan.
Jika berlangsung dalam jangka panjang, deflasi bisa menyebabkan stagnasi atau bahkan penurunan upah karyawan.
Seperti yang dikutip dari laman Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan, salah satu contoh terjadinya deflasi di Indonesia dapat ditemukan saat bulan Ramadan.
Memasuki Ramadan, sebagian besar masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran akibat perubahan pola konsumsi selama bulan puasa.
Penurunan belanja masyarakat, terutama pada sektor makanan dan minuman menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya deflasi pada periode tersebut.
Deflasi adalah suatu masalah perekonomian yang kompleks dan memerlukan solusi dari pemerintah. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi terjadinya deflasi:
Langkah pertama dalam menghadapi deflasi adalah dengan menurunkan suku bunga acuan.
Ketika suku bunga lebih rendah, masyarakat dan pelaku usaha lebih terdorong untuk melakukan pinjaman dan investasi.
Biaya kredit yang murah akan mendorong konsumsi serta kegiatan usaha, sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
Pemerintah juga dapat menarik investor melalui penciptaan iklim usaha yang ramah dan menarik.
Insentif seperti pengurangan pajak, penyederhanaan birokrasi, dan kemudahan perizinan dapat menarik minat investor domestik maupun asing.
Dengan meningkatnya investasi, lapangan kerja bertambah dan perekonomian menjadi lebih aktif.
Pemerintah dapat meningkatkan anggaran untuk proyek-proyek publik seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Belanja pemerintah yang tinggi dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menstimulasi peredaran uang di masyarakat.
Hal ini akan berdampak langsung pada peningkatan permintaan agregat yang membantu menstabilkan harga.
Cara selanjutnya yang bisa diambil untuk mengatasi deflasi adalah dengan memberikan subsidi pada sektor tertentu.
Sektor-sektor ekonomi seperti pariwisata, perhotelan, manufaktur, energi, dan konstruksi sering kali paling terdampak saat terjadi deflasi.
Memberikan subsidi kepada sektor-sektor ini dapat membantu mereka tetap beroperasi, mempertahankan tenaga kerja, dan menjaga kelangsungan produksi.
Salah satu dampak deflasi adalah turunnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu, bantuan sosial sangat penting bagi kelompok berpenghasilan rendah.
Ketika daya beli masyarakat meningkat, konsumsi akan kembali naik dan membantu mendorong pemulihan ekonomi.
Langkah-langkah di atas bertujuan mengembalikan keseimbangan ekonomi dan menghindari dampak deflasi yang lebih parah.
Meski ada keuntungan jangka pendek seperti menurunnya harga barang dan jasa, dampak jangka panjang seperti pengangguran dan kontraksi ekonomi perlu diwaspadai.
Dalam kondisi ekonomi yang mengalami deflasi, mencari instrumen investasi yang aman dan memberikan keuntungan optimal menjadi prioritas.
Deposito Berjangka CIMB Niaga dengan tingkat bunga tetap yang menawarkan keamanan dan return stabil bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda. Keuntungan deposito berjangka CIMB Niaga antara lain:
Dengan memanfaatkan deposito berjangka, Anda bisa menjaga nilai aset tetap aman sekaligus mendapatkan keuntungan stabil di masa deflasi.
Yuk, mulai lipat gandakan aset kalian dengan investasi melalui Deposito Berjangka CIMB Niaga sekarang juga!
Yuk mulai lipat gandakan aset kalian dengan investasi di Deposito Berjangka!
Nikmati suku bunga menarik dan kompetitif yang membuat dana tabungan Anda berkembang lebih optimal. Info detail bunga tabungan klik di sini