www.cimbniaga.co.id production

Derivatif adalah: Kenali Jenis dan Risikonya Sebelum Berinvestasi

 

"Derivatif adalah perjanjian kontrak finansial dua belah pihak atau lebih untuk aset atau komoditas. Simak pembahasannya.”

Derivatif mengacu pada penetapan perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk kontrak keuangan yang nilainya dipengaruhi sekelompok aset dan lain-lain.

Agar lebih paham mengenai derivatif lebih lanjut, pelajari jenis-jenis investasi yang menguntungkan untuk masa depan Anda.

Apa yang Dimaksud dengan Derivatif?

Dalam UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan Pasal 1 ayat 15, derivatif adalah suatu instrumen yang nilainya merupakan turunan dari aset yang mendasarinya.

Sedangkan dalam definisi yang lebih khusus, derivatif adalah kontrak finansial antara dua atau lebih pihak yang akan memenuhi perjanjian jual atau beli aset atau komoditas. 

Aset atau komoditas itu merupakan objek yang diperdagangkan dengan waktu dan harga yang disepakati bersama, antara pihak penjual dan pembeli. 

Di samping itu, nilai objek dari aset atau komoditas tadi dapat dipengaruhi instrumen induk di pasar di masa yang akan datang.

Dasar Hukum Derivatif

Beberapa dasar hukum derivatif adalah:

  • Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
  • Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2020 tentang Kontrak Derivatif Efek.
  • Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.04/2021 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
  • Surat Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-1245/PM.21/2020 tanggal 1 Desember 2020 perihal Persetujuan Produk Atas KBIE LQ-45, KBIE IDX30, KBSUN, dan KBSSUN.
  • Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-115/PM.02/2024 tanggal 30 Januari 2024 perihal Persetujuan Kontrak Berjangka dengan Underlying Saham (Single Stock Futures).
  • Peraturan BEI Nomor II-E tentang Perdagangan Kontrak Berjangka.

Baca Juga: Pahami Peran Manajer Investasi dan Tips Memilihnya

Jenis-Jenis Derivatif

Berikut adalah beberapa jenis derivatif yang perlu Anda ketahui:

  • Swap

    Dalam swap, derivatif adalah sering digunakan untuk menukar satu arus kas dengan arus kas lainnya.

    Sebagai contoh, swap suku bunga dapat digunakan seorang trader untuk beralih dari pinjaman suku bunga variabel menjadi pinjaman suku bunga tetap, maupun sebaliknya.

  • Kontrak Berjangka (Futures Contract)

    Kontrak berjangka, atau dikenal dengan istilah Futures, dalam derivatif adalah perjanjian dua belah pihak untuk membeli dan menyerahkan aset pada harga yang disepakati bersama di masa yang akan datang.

    Futures merupakan sebuah kontrak standar yang diperdagangkan di bursa. Kontrak ini dapat digunakan trader untuk melindungi risiko pada aset mereka atau mempertimbangkan harga aset acuan.

    Pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak berjangka ini berkewajiban memenuhi komitmen mereka untuk membeli atau menjual aset acuan.

  • Kontrak Serah (Forward Contract)

    Kontrak serah, atau Forward, dalam derivatif adalah kontrak yang tidak dapat diperdagangkan di bursa, melainkan secara langsung.

    Pembeli dan penjual dapat menyesuaikan ukuran, ketentuan, dan proses penyelesaian ketika Forward dibuat. Ketika kontrak ini dibuat, pihak-pihak di dalam kontrak dapat mengimbangi posisi dengan pihak rekanan.

    Akan tetapi, keputusan tersebut dapat meningkatkan potensi risiko rekanan karena akan lebih banyak trader yang terlibat dalam kontrak yang sama.

    Karena itulah Forward dalam jenis derivatif adalah resiko yang besar. Jika salah satu pihak gagal atau bangkrut, pihak satunya lagi berisiko besar untuk kehilangan nilai posisinya. 

  • Kontrak Opsi (Option)

    Option dalam derivatif adalah kesepakatan antara kedua belah pihak untuk membeli atau menjual aset pada tanggal yang sudah ditentukan di masa depan. Mereka juga bersepakat untuk harga tertentu.

    Dalam Option, pembeli tidak wajib melaksanakan kesepakatan mereka untuk menjual atau membeli. Option merupakan peluang dan bukan kewajiban.

    Jenis derivatif ini dapat digunakan untuk melindungi nilai dan mempertimbangkan harga aset yang mendasarinya, seperti halnya Futures atau Kontrak Berjangka.

Baca Juga: Pahami Jenis-jenis Investasi, Manfaat dan Tujuannya

Manfaat Derivatif

Beberapa manfaat dari perdagangan derivatif adalah:

  1. Efisiensi di Pasar

    Derivatif adalah kontrak finansial yang dapat meningkatkan efisiensi pasar karena dapat memfasilitasi aliran modal serta memastikan likuiditas.

    Sebagai contoh, Option dan Futures dapat menyediakan likuiditas dan memungkinkan terjadinya aktivitas pembelian dan penjualan yang berjalan lancar.

  2. Manajemen Risiko

    Derivatif adalah kontrak finansial yang juga dapat bertindak sebagai alat manajemen risiko yang kuat. Derivatif memungkinkan investor melindungi diri dari fluktuasi harga serta ketidakpastian.

    Kontrak berjangka dapat digunakan siapa saja untuk melindungi penggunanya dari volatilitas harga barang, misalnya petani dengan tanaman atau nelayan dengan ikan, sehingga pendapatan tetap stabil.

  3. Pengaruh

    Salah satu manfaat derivatif adalah memberikan kesempatan investor untuk mengendalikan posisi yang lebih besar dengan melakukan investasi awal yang relatif kecil.

    Manfaat derivatif ini dapat memperbesar potensi keuntungan investor. Seorang investor bisa dapat keuntungan signifikan dengan sebagian kecil modal yang dibutuhkan untuk membeli aset dasar saja.

  4. Penemuan Harga

    Selain itu, manfaat derivatif adalah berkontribusi pada penemuan harga yang efisien di pasar. Penemuan harga yang efisien ini merupakan harapan kolektif dari para peserta kontrak.

    Kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa, misalnya, dapat menyediakan informasi secara real-time mengenai harga aset serta membantu dalam transparansi harga pasar.

  5. Diversifikasi

    Berikutnya, manfaat derivatif adalah menghasilkan portofolio investasi yang terdiversifikasi atau lebih variatif. Derivatif memungkinkan eskposur ke berbagai kelas aset dan mengurangi risiko secara keseluruhan.

    Sebagai contoh, derivatif komoditas dapat digunakan investor untuk mendiversifikasi portofolio yang sebagian besar terkonsentrasi pada ekuitas.

Baca Juga: Pentingnya Belajar Saham & Cara Memilihnya Dengan Baik

Risiko Derivatif

Seperti berbagai instrumen investasi lain, derivatif juga memiliki tingkat risiko tertentu. Risiko derivatif adalah:

  1. Risiko Pasar

    Risiko pasar dalam derivatif adalah hal yang mengacu pada risiko umum dalam setiap investasi. Semua investasi rentan terhadap perubahan pasar.

    Investor perlu mengetahui seberapa besar derivatif dipengaruhi fluktuasi pasar. Langkah bijak ini digunakan sebelum investor membuat keputusan berdasarkan asumsi, analisis, dan faktor lainnya.

    Karena itu, penting bagi Anda untuk menganalisis investasi dengan menentukan investasi yang menguntungkan serta menilai rasio risiko dan imbalan dari potensi kerugian terhadap potensi keuntungan.

  2. Risiko Rekanan

    Risiko rekanan atau counterparty risk dalam derivatif adalah risiko kredit rekanan yang muncul jika pihak yang terlibat dalam perdagangan derivatif gagal memenuhi kontrak, baik itu penjual, pembeli, atau dealer.

    Akan tetapi, trader dapat mengelola risiko rekanan ini hanya dengan menggunakan dealer yang dianggap bisa dipercaya atau mereka kenal secara pribadi.

  3. Risiko Likuiditas

    Risiko likuiditas dalam derivatif adalah risiko yang berlaku bagi investor ketika berencana menutup perdagangan derivatif sebelum jatuh tempo.

    Risiko ini mengacu pada kemampuan perusahaan untuk melunasi utang tanpa menimbulkan kerugian besar untuk bisnis mereka.

    Risiko ini dapat diukur dengan membandingkan kewajiban jangka pendek dan aset likuid perusahaan. Risiko rendah memungkinkan perusahaan mengubah investasinya menjadi uang tunai demi mencegah kerugian.

    Selain itu, investor juga perlu mempertimbangkan sulit tidaknya menutup perdagangan, atau mengetahui apakah spread bid-ask yang ada sangat besar dan menimbulkan biaya signifikan.

  4. Risiko Interkoneksi

    Risiko interkoneksi dalam derivatif adalah mengacu pada cara interkoneksi untuk berbagai instrumen derivatif. Dealer dapat memengaruhi perdagangan derivatif tertentu milik investor.

    Dalam risiko ini, sebuah bank besar yang bertindak sebagai dealer dapat menyebabkan efek bola salju yang akan mengancam stabilitas pasar keuangan secara keseluruhan.

Baca Juga: Pahami Pentingnya Segmentasi Pasar dalam Bisnis

Maksimalkan Investasi Bersama CIMB Niaga

Jika sudah memahami definisi, manfaat, hingga risiko derivatif, Anda bisa mulai berinvestasi dari sekarang dan Get Wealth Soon!

Anda tak perlu bingung ingin memulai investasi dari mana, minimal nominal investasi, hingga kapan memulainya. Pasalnya, ada banyak produk investasi dari CIMB Niaga.

Anda tinggal pilih investasi reksa dana, investasi berkala, investasi SBN Ritel di pasar perdana, investasi obligasi, hingga menabung valas untuk diversifikasi aset investasi.

Anda pun bisa mengenali profil risiko lewat OCTO Mobile tanpa aplikasi lain atau membuat rekening RDN tambahan. Mulailah investasi dari sekarang dan konsisten!

Produk Terkait

Get Wealth Soon

Obligasi

Biaya spesial dan return lebih tinggi

Reksa Dana

Beragam pilihan produk dalam mata uang IDR, USD, dan EUR

XTRA Savers Valas

Transaksi valas dengan 15 pilihan mata uang