“Pay later adalah layanan finansial digital berupa pinjaman konsumen yang memungkinkan Anda membeli barang/jasa sekarang dan membayar belakangan”
Di tengah berkembangnya tren belanja digital, pay later hadir sebagai solusi pembayaran instan yang menawarkan kemudahan transaksi sekaligus tantangan pengelolaan keuangan yang perlu disikapi dengan bijak.
Menggunakan pay later memerlukan perencanaan keuangan yang matang, layaknya saat memulai menggunakan kartu kredit dengan bijak, seperti mengatur limit, membayar tagihan tepat waktu, dan tidak tergoda belanja impulsif.
Jika Anda menggunakannya dengan bijak, pay later dapat memberikan Anda beberapa manfaat. Berikut beberapa di antaranya:
Pay later memungkinkan pengguna melakukan pembelian secara instan tanpa perlu menyiapkan dana tunai terlebih dahulu.
Ini sangat membantu dalam situasi darurat atau ketika seseorang sedang mengalami keterbatasan likuiditas (uang tunai terbatas), seperti saat gaji belum cair.
Pengguna cukup memilih opsi pay later saat checkout, dan barang/jasa langsung bisa dinikmati, sementara pembayaran dilakukan belakangan atau dicicil sesuai tenor yang dipilih (biasanya 1 hingga 12 bulan).
Beberapa penyedia layanan pay later menawarkan skema bunga ringan, bahkan 0% untuk cicilan jangka pendek (biasanya 30 hari) bila pengguna membayar tepat waktu.
Ini menjadi alternatif yang lebih menarik dibanding kartu kredit atau pinjaman pribadi yang umumnya mengenakan bunga lebih tinggi (sekitar 2 hingga 3% per bulan atau lebih).
Pay later dirancang agar dapat diakses oleh siapa saja, termasuk mereka yang belum memiliki akses ke layanan perbankan formal seperti kartu kredit.
Tanpa perlu proses birokrasi panjang seperti pengajuan kartu kredit, pengguna hanya perlu mendaftar melalui aplikasi, mengunggah KTP, dan menjalani proses verifikasi digital.
Penyedia pay later biasanya menggunakan sistem credit scoring berbasis teknologi, sehingga proses persetujuan bisa selesai dalam hitungan menit hingga jam.
Meski menawarkan berbagai manfaat untuk membantu kebutuhan Anda, pay later juga memiliki sejumlah risiko yang perlu Anda waspadai. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Anda harus memahami jika bunga harian dan denda keterlambatan untuk pinjaman, termasuk pay later, biasanya berkisar 0,1% hingga 0,3% per hari. Besaran bunga tersebut tergantung jenis pinjaman yang diambil dan lamanya keterlambatan.
Meskipun angkanya terlihat kecil per hari, biaya ini bisa cepat bertambah jika pembayaran terlambat, sehingga total biaya bisa mencapai jumlah yang cukup besar dari total pinjaman. Karena itu, Anda harus betul-betul memahami kisaran bunga dan denda ini agar penggunaan layanan pay later atau pinjaman online tetap aman dan terkendali.
OJK sendiri mengakui potensi debt trap, sehingga sedang menyusun aturan proteksi untuk mencegah pengguna terlilit utang digital.
Hingga saat ini, pay later juga sudah tercatat di SLIK (BI Checking), sehingga keterlambatan kecil bisa menurunkan skor kredit dan menghambat akses ke fasilitas kredit lain seperti KPR.
Menurut OJK, promosi dan kemudahan pay later sering memicu pembelian impulsif, bahkan untuk barang tak penting.
Pay later sering menjadi beban besar sehingga perbankan perlu mengawasi risiko gagal bayar, karena pengguna bisa menggunakan sampai 95% dari penghasilan mereka.
Pengguna sering memakai pay later di berbagai platform, sehingga utang tersembunyi tidak terpantau.
Data OJK menunjukkan sebagian anak muda memiliki cicilan pay later hingga 95% dari penghasilan bulanan, yang jelas tidak sehat keuangannya.
Keterlambatan kecil pada pay later akan terekam di SLIK (BI Checking) sehingga dapat menurunkan credit score.
Banyak anak muda kehilangan peluang KPR hanya karena utang pay later kecil (Rp300.000 hingga Rp400.000).
Pay later berfungsi layaknya kredit instan yang disediakan oleh fintech atau platform e-commerce, berikut mekanisme pembayarannya:
Pengguna wajib melakukan pendaftaran pada layanan pay later melalui aplikasi/platform.
Biasanya diminta untuk:
Setelah data diverifikasi, sistem akan melakukan credit scoring berbasis algoritma. Pengguna akan diberikan limit kredit tertentu, biasanya mulai dari Rp500.000 hingga puluhan juta rupiah, tergantung profil risiko.
Saat checkout pembelian di e-commerce, pengguna memilih opsi “Bayar dengan pay later”. Selanjutnya memilih skema:
Sistem akan menampilkan:
Tagihan akan muncul di aplikasi Paylater yang digunakan. Pengguna dapat:
Jika pengguna telat membayar:
Layanan pay later memang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas, namun tanpa pengelolaan yang cermat, bisa berubah menjadi beban finansial jangka panjang. Berikut adalah strategi bijak dalam menggunakan pay later:
Pay later sebaiknya digunakan untuk kebutuhan mendesak atau penting, bukan untuk konsumsi impulsif seperti belanja fesyen, gadget, atau liburan jika keuangan tidak memungkinkan.
Menurut OJK, banyak pengguna terjebak dalam siklus utang karena menggunakan pay later untuk hal konsumtif yang bisa ditunda.
Idealnya, total cicilan pay later tidak melebihi 30% hingga 40% dari penghasilan bulanan.
Jika sudah ada komitmen cicilan lain (KPR, motor, dan sebagainya), pay later bisa menambah beban dan mengganggu arus kas bulanan.
Membayar tagihan pay later sebelum jatuh tempo adalah hal krusial untuk menghindari denda keterlambatan, menjaga skor kredit tetap baik, dan mencegah penagihan oleh pihak ketiga.
Keterlambatan meskipun kecil bisa tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan berdampak pada kelayakan pinjaman di masa depan.
Agar tidak lupa, pengguna dianjurkan untuk mengaktifkan fitur pengingat atau autodebet yang tersedia di aplikasi layanan pay later.
Sebelum menggunakan layanan pay later, penting untuk membaca dengan cermat seluruh syarat dan ketentuan, terutama terkait bunga, biaya administrasi, serta denda keterlambatan.
Promo cicilan 0% sering kali hanya berlaku untuk tenor pendek atau dibatasi pada produk tertentu, sehingga memahami detail kontrak membantu pengguna terhindar dari biaya tak terduga.
Pemahaman yang jelas akan mencegah salah tafsir dan risiko keuangan di kemudian hari.
Untuk keamanan dan perlindungan hukum, pengguna sebaiknya hanya memilih layanan pay later yang resmi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Layanan legal memiliki standar perlindungan konsumen, transparansi informasi, dan pengawasan transaksi yang lebih baik.
Pengguna bisa mengecek daftar layanan resmi di situs OJK guna menghindari risiko menggunakan platform ilegal yang rawan penipuan dan penyalahgunaan data.
Cek tagihan dan cicilan pay later Anda setiap minggu atau bulan. Buat daftar seluruh transaksi yang dicicil agar tidak kehilangan kendali terhadap jumlah utang.
Jika mulai merasa sulit membayar, segera kurangi penggunaan dan cari cara restrukturisasi tagihan.
Menggunakan beberapa penyedia pay later bisa membuat total utang tersebar dan tidak terkontrol.
Banyak kasus gagal bayar terjadi karena pengguna tidak sadar sudah melewati batas kemampuan membayar karena menggunakan sistem pay later di berbagai platform sekaligus.
Dalam menggunakan pay later, menjaga keamanan akun digital adalah hal yang tidak kalah penting. Hindari membagikan informasi sensitif seperti OTP, PIN, atau data pribadi kepada siapapun.
Aktifkan fitur keamanan tambahan seperti two-factor authentication (2FA) untuk mencegah akses tidak sah.
Perlindungan data ini penting untuk menghindari risiko pencurian identitas dan penyalahgunaan akun pay later oleh pihak tak bertanggung jawab.
Dapatkan keistimewaan maksimal dengan Kartu Kredit Mastercard Platinum dari CIMB Niaga. Kartu ini dirancang untuk memaksimalkan setiap transaksi Anda dengan berbagai keuntungan:
Nikmati kemudahan bertransaksi dan fleksibilitas pembayaran yang lebih besar. Jangan lewatkan kesempatan ini! Ajukan Kartu Kredit Mastercard Platinum sekarang dan rasakan lebih banyak keuntungannya.
Ease your daily life
Praktis, Menguntungkan, Tanpa Plastik Info produk OCTO Card Syariah klik di sini
Apapun kebutuhan Anda, XTRA Dana hadir sebagai solusi pinjaman dengan beragam kemudahan. Ajukan XTRA Dana sekarang melalui Aplikasi OCTO!
Ambil Promo Spesial CIMB Niaga Sekarang Juga