www.cimbniaga.co.id production

10 Larangan Haji yang Harus Dihindari Jamaah

 

Ketika melaksanakan ibadah haji, ada sepuluh larangan haji yang wajib dihindari oleh para jamaah selama berada di tanah suci. Jamaah haji yang ketahuan melanggar salah satu larangan haji tersebut akan terkena sanksi dari pihak berwenang Saudi.

Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam yang mampu secara jaamani, rohani, dan ekonomi.

Selain rukun haji, terdapat larangan haji yang sebaiknya Anda pahami. Mari simak apa saja larangan haji bagi jamaah yang menunaikan ibadah di tanah suci.

Larangan Haji Bagi Jamaah

Meskipun terdapat pengecualian, larangan haji berikut ini umumnya memiliki konsekuensi yang mengharuskan Anda untuk membayar fidyah berupa kambing, puasa, dan lain sebagainya.

  1. Mengenakan pakaian berjahit 

    Khusus jamaah laki-laki, larangan haji yang pertama adalah tidak boleh mengenakan pakaian berjahit. Pakaian berjahit yang masuk kategori larangan haji yaitu pakaian yang membentuk tubuh, seperti kemeja atau celana.

    Namun, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan Anda untuk tidak mematuhi larangan haji ini. Misalnya, Anda tidak menjumpai kain ihram sama sekali, maka boleh memakai celana yang tidak ketat.

  2. Menutup kepala bagi laki-laki

    Larangan haji bagi jamaah laki-laki yaitu memakai penutup kepala yang melekat seperti topi atau bahkan peci sekalipun. Namun, Anda masih diperbolehkan menggunakan payung apabila cuaca dirasa terlalu terik.

  3. Menutup wajah bagi perempuan

    Bagi jamaah perempuan, larangan haji yang sebaiknya tidak dilakukan yaitu menutup wajah kecuali melewati laki-laki yang bukan mahram.

    Anda disunnahkan memakai pakaian yang menutup aurat, tidak ketat dan membentuk tubuh, serta berwarna agak gelap agar tidak mengundang fitnah.

  4. Memotong rambut

    Ada larangan haji yang tidak memperbolehkan jamaah memotong rambut selama rangkaian ibadah haji. Memotong rambut adalah salah satu proses yang harus dilalui sebelum jamaah haji dinyatakan menyelesaikan rangkaian ibadah haji.

    Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, standar minimal memotong rambut setelah seluruh rangkaian ibadah haji tuntas adalah tiga helai rambut.

  5. Memotong kuku

    Saat pergi melaksanakan ibadah haji, Anda tidak diperkenankan untuk memotong kuku. kuku tangan dan kuku kaki. Namun, larangan haji ini tidak berlaku jika sebagian kuku Anda terbelah dan menimbulkan rasa sakit yang mengganggu ibadah, sehingga harus dipotong.

  6. Mengenakan wewangian

    Seseorang yang sedang melaksanakan ibadah haji dilarang untuk memakai minyak wangi, baik untuk badan maupun untuk kain ihramnya. Larangan haji ini ada karena anggapan bahwa minyak wangi termasuk perkara yang mudah menggerakkan hawa nafsu. 

  7. Membunuh binatang buruan

    Jamaah yang ketahuan melanggar larangan haji ini wajib mengganti hewan yang setara dengan binatang yang dibunuhnya. Jika tidak mampu, maka bisa membayar dengan harga yang senilai dengan binatang yang dibunuh tersebut.

    Apabila masih tidak mampu, jamaah yang melanggar harus menggantikannya dengan cara memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa sebanyak harga binatang yang telah dibunuhnya.

  8. Melangsungkan akad nikah

    Akad nikah yang dimaksud di sini bisa saja jamaah menjadi orang yang menikah, menikahkan, atau menjadi wakil dalam akad nikah. 

    Bagi jamaah yang melanggar larangan haji yang satu ini, ibadah hajinya menjadi tidak sah dan diharuskan menyembelih seekor kambing.

  9. Berhubungan badan

    Berhubungan badan merupakan jenis larangan haji yang memiliki hukuman terberat. Sebab, hal ini akan merusakan seluruh rangkaian ibadah haji seorang jamaah di tahun tersebut.

    Sebagai gantinya, jamaah yang ketahuan melakukan hubungan badan saat menjalankan ibadah haji akan diwajibkan untuk meneruskan rangkaian ibadah hajinya hingga selesai dan kewajiban menggantinya pada tahun selanjutnya.

  10. Bermesraan dengan lawan jenis

    Selain larangan haji yang tidak memperbolehkan melakukan hubungan suami istri, jamaah haji juga sebaiknya menghindari bermesraan dengan lawan jenis yang bukan mahram.

    Sepuluh larangan haji di atas sebaiknya menjadi pemahaman dasar layaknya sunnah haji bagi Anda yang akan melaksanakan ibadah haji dalam waktu dekat. Dengan begitu, Anda tidak akan terkena sanksi dari pihak berwenang Arab Saudi.

Sunnah saat Ibadah Haji

Sunnah saat ibadah haji - CIMB Niaga

Bukan hanya larangan haji saja yang perlu Anda pahami, namun sunnah haji juga sebaiknya dipahami agar nantinya Anda bisa menjadi haji yang mabrur.

  1. Melakukan ifrad

    Ifrad adalah melaksanakan ibadah haji tanpa disertai dengan umrah terlebih dahulu. Haji ifrad merupakan bentuk haji yang tidak mewajibkan jamaah membayar denda (dam) dalam bentuk penyembelihan unta atau kambing.

  2. Membaca doa talbiyah

    Jamaah laki-laki disunnahkan untuk membaca doa talbiyah atau doa selama ihram sampai melontar jumrah pada hari raya haji dengan suara keras, sedangkan bagi jamaah perempuan cukup didengar oleh dirinya sendiri.

    Adapun bacaan doa talbiyah, yaitu: “Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu.”.

  3. Membaca dzikir sewaktu tawaf 

    Sewaktu melakukan tawaf di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, Anda sebaiknya membaca dzikir seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, yaitu membaca doa sapu jagat.

    Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, doa sapu jagat merupakan doa yang dipanjatkan untuk meminta kebaikan dunia akhirat. Adapun doa sapu jagat ini diriwayatkan dalam sebuah Hadits Riwayat Muslim yang berbunyi:

    Sesungguhnya Rasulullah SAW sering kali membaca doa yang artinya: “Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka” (HR. Muslim).

  4. Shalat sunnah dua rakaat sesudah tawaf

    Sesudah tawaf, Anda bisa menunaikan shalat sunnah dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Jika tidak mungkin, maka shalat sunnah bisa dilakukan di Hijir Ismail.

    Bila tidak memungkinkan juga, shalat sunnah thawaf bisa dilakukan di masjid atau di mana saja asalkan masih berada di tanah suci.

  5. Memasuki ka’bah

    Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: “Barang siapa yang masuk ke dalam ka’bah, maka ia telah masuk ke dalam kebaikan serta ia akan keluar dengan mendapat ampunan” (HR. al-Baihaqi).

Pelaksanaan ibadah haji memang memiliki rangkaian yang cukup panjang, sehingga membutuhkan kesiapan yang matang agar bisa menjadi haji yang mabrur. Di samping mempersiapkan pengetahuan terkait sunnah dan larangan haji, Anda juga perlu mulai menyisihkan dana untuk berangkat haji agar lebih fleksibel.

Anda bisa memanfaatkan Tabungan iB Rencana Haji dari CIMB Niaga yang merupakan tabungan berjangka dengan sistem setoran rutin bulanan untuk mewujudkan rencana ibadah haji. Tabungan ini menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah dengan bagi hasil yang menarik. Nantinya, mutasi tabungan akan dikirimkan setiap 3 bulan atau dapat diperoleh melalui Layanan CIMB Niaga 14041, OCTO Mobile dan OCTO Clicks.

CIMB Niaga juga memiliki Tabungan iB Pahala Haji yang terkoneksi dengan fasilitas SISKOHAT Kementerian Agama Republik Indonesia. Dengan tabungan ini, Anda bisa mendaftar nomor antrian haji dengan melakukan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Klik di sini untuk melihat keuntungan menarik lainnya.