www.cimbniaga.co.id production
ID EN

Market Wrap Up October 2025

Pasar saham global menunjukkan kinerja yang bervariasi di bulan Oktober, dengan pasar saham negara maju naik +2% didukung oleh pasar saham Amerika Serikat (AS) yang menguat karena kekuatan sektor teknologi dan optimisme terkait meredanya tensi antara AS dan China. Saham AS kembali naik pada bulan Oktober, meningkat +2,3% yang menandai kenaikan bulanan selama enam bulan berturut-turut. Indeks S&P 500 kini lebih tinggi +17,5% sejak awal tahun. Setelah hampir masuk pasar bearish pada awal April, pasar saham S&P500 naik lebih dari +38% dari titik terendah. Kenaikan ini terutama didorong oleh kemajuan pada kesepakatan perdagangan dan berkurangnya ketidakpastian tarif, rilis laba perusahaan yang lebih kuat dari perkiraan, optimisme yang berkelanjutan terhadap kecerdasan buatan (AI), serta pemangkasan suku bunga terbaru oleh Fed. 

Menurut data FactSet, hasil laporan laba kuartal ketiga perusahaan AS pada akhir bulan Oktober dimana 64% perusahaan S&P 500 telah melaporkan hasil Q3 2025, menunjukkan pertumbuhan laba tahunan sebesar +10,7%, di atas perkiraan +7,9%. Laba diproyeksikan meningkat +11% pada 2025 dan +14% pada 2026. Laporan laba emiten Magnificent 7 secara umum merilis laporan laba yang baik, dengan empat dari enam perusahaan yang sudah melaporkan menunjukkan kejutan positif. Alphabet (+15,7%) dan Amazon (+11,2%) memimpin kelompok tersebut naik pada bulan Oktober, didukung oleh kenaikan solid di Nvidia (+8,5%) dan Apple (+6,2%), sementara Meta (–11,7%) setelah melaporkan kinerja yang kurang baik. 

Inflasi (CPI) AS bulan September (dipublikasikan tanggal 24 Oktober karena government shutdown di AS) naik +0,3% MoM dan +3,0% YoY. CPI inti meningkat +0,2% MoM dan +3,0% YoY. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya biaya di sektor energi, makanan, dan shelter. Meskipun ada beberapa bukti adanya efek karena tarif impor yang naik, dampaknya lebih moderat daripada yang dikhawatirkan, dan inflasi pada sektor jasa maupun sewa tetap berada pada jalur disinflasi. Dengan inflasi yang dinilai masih terjaga, Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi di bulan Oktober, sehingga rentang target Fed rate menjadi 3,75-4,00%. The Fed juga mengumumkan bahwa mereka akan berhenti mengurangi neraca mereka sebesar $6,6 triliun dengan cara menginvestasikan kembali pembayaran kupon atau jatuh tempo dari kepemilikan yang ada, dengan tujuan menjaga likuiditas dan stabilitas di pasar jangka pendek. Namun, perkembangan utama terjadi dalam konferensi pers, di mana Jerome Powell memperingatkan bahwa pemotongan lebih lanjut pada bulan Desember tidaklah pasti. Pasar menafsirkan ini sebagai sinyal bahwa Fed mungkin akan berhenti sejenak untuk menilai dampak dari langkah-langkahnya baru-baru ini, mendorong investor untuk mengurangi ekspektasi pelonggaran lebih lanjut di tahun ini.

Pasar saham Eropa Euro Stoxx 50 naik +2,4% sepanjang bulan Oktober. Sektor otomotif dan barang mewah memimpin kenaikan karena adanya tanda-tanda pemulihan permintaan dari China. Ekonomi Eropa terus menunjukkan momentum yang lemah namun mulai positif menjelang musim dingin. Indeks PMI gabungan bulan Oktober berada di 50,4, didukung oleh ketahanan dan sektor jasa namun pelemahan di sektor industri terus berlanjut, terutama di Jerman. Inflasi utama zona euro turun lebih lanjut menjadi 2,2%, terendah sejak pertengahan 2022. Bank Sentral Eropa, pada pertemuan bulan Oktober, mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan ketiga berturut-turut, dengan alasan keyakinan pada ekonomi zona euro yang tangguh dan prospek inflasi yang stabil.

Indeks MSCI Asia ex-Jepang naik +4,5% pada bulan Oktober. Perkembangan perdagangan antara AS dan China membuat pasar saham Korea (+20%) dan Taiwan (+9,3%) naik tajam, kedua negara ini sektor semikonduktornya sangat bergantung pada mineral tanah jarang (rare earth mineral) dan berhubungan erat sebagai manufaktur AI dan elektronik global.

Pasar Komoditas kinerjanya bervariasi di bulan Oktober. Logam industri (+4,8%) dan logam mulia (+3,5%) memimpin kenaikan, dengan emas dan perak naik masing-masing +52% dan +69% sejak awal tahun. Harga emas kembali mencatat sejarah baru pada Oktober 2025, memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa di level USD 4.356/oz pada 20 Oktober 2025, sebelum ditutup sekitar USD 4.003/oz pada akhir bulan dengan mencatatkan kenaikan bulanan sebesar +3,7%. Kenaikan di logam mulia ini membantu menutupi kinerja yang lebih lemah di sektor energi (+0,7%), dengan harga minyak mentah turun sekitar -1,2% selama bulan Oktober. Di akhir Oktober, harga minyak Brent turun -2,9% menjadi sekitar 65,07 dolar per barel, dan minyak mentah AS WTI turun -2,2% ke level 60,98 dolar.

Pada bulan Oktober, pasar Indonesia mengalami rally pada minggu-minggu awal, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jakarta naik ke level tertinggi baru di 8.354, didorong oleh kenaikan kuat saham-saham konglomerat. Namun, menjelang akhir bulan, pasar berbalik arah dan mengalami penurunan tajam, dipicu oleh aksi ambil untung secara luas pada saham konglomerat, ketegangan perdagangan baru antara AS dan Tiongkok, serta rencana MSCI untuk memperketat aturan indeks. Investor asing beralih ke saham-saham blue-chip setelah kinerja BBCA yang kuat dan valuasi sektor perbankan yang menarik di mana saham BBCA sudah terkoreksi sebanyak 33,8% dari titik tertingginya. IHSG ditutup di level 8.163,88, menguat +1,28% MoM, sebaliknya indeks LQ45 melonjak lebih tinggi +4,73%. Investor asing mencatatkan inflow sebesar Rp12,9 triliun sepanjang bulan Oktober. Hampir semua sektor mencatatkan kinerja positif di bulan Oktober, kecuali sektor teknologi -10,3%. Sektor yang menguat paling besar yaitu sektor properti +15,2%, sektor transportasi +8,9%, dan sektor kesehatan +6,3%.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan di press conference setelahnya bahwa pemangkasan BI Rate hingga 150 basis poin dalam setahun terakhir turut berdampak ke penurunan suku bunga pasar uang dan suku bunga yield (imbal hasil) surat berharga negara (SBN). Namun dampaknya belum terlalu terasa di suku bunga dana pihak ketiga dan suku bunga kredit yang turunnya masih berjalan lambat.

Di kuartal keempat tahun 2025, CIO Regional Private Banking merubah rekomendasi aset alokasi dari kuartal ketiga sebagai berikut : 47,5% saham (sebelumnya 45%); 47,5% obligasi (tidak berubah); 5% investasi alternatif/emas (tidak berubah) dan menurunkan porsi cash dari 2.5% menjadi 0. Di kuartal keempat ini kami mempertahankan outlook neutral untuk pasar saham AS dengan pandangan bahwa ketidakpastian akan perang tarif akan mengancam pertumbuhan ekonomi AS dan juga resiko adanya penurunan laba perusahaan di AS dan juga mempertahankan outlook overweight untuk pasar saham Hongkong/China dengan sentimen positif dari stimulus pemerintahan China yang akan menjadi penopang pasar saham China. Obligasi masih menjadi salah satu aset untuk dikoleksi di tahun ini dengan memanfaatkan tactical trading untuk mendapatkan tingkat pengembalian hasil yang lebih optimal.

Note: penjelasan lebih lengkap terkait rekomendasi aset alokasi secara keseluruhan, silahkan menghubungi Private Banker anda

Aset Alokasi Q4 2025

Sumber : CIMB Chief Investment Office

Penutupan Pasar Saham Global dan Komoditi 31 Oktober 2025

Sumber : Bloomberg

Imbal Hasil 10 Tahun 31 Oktober 2025

Sumber : Bloomberg

 

*DISCLAIMER*

Informasi ini dipersiapkan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga) dengan mencantumkan materi dari sumber referensi yang dianggap dapat dipercaya oleh Bank. Namun demikian, Bank tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan semua proyeksi, pendapat atau fakta-fakta statistik lainnya yang tercantum dalam materi informasi tersebut. Pencantuman data kinerja masa lalu hanya untuk asumsi perhitungan, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menjamin kinerja di masa datang. Informasi ini bukan suatu penawaran penjualan untuk membeli suatu produk investasi tertentu, dan tidak dianggap sebagai suatu nasihat investasi, serta tidak bertujuan untuk membentuk suatu dasar keputusan investasi. Investor harus menetapkan sendiri setiap keputusan investasi sesuai dengan kebutuhan. Informasi ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Untuk informasi lebih lanjut, harap dapat menghubungi Private Banker Anda.

  1. Indeks USD (DXY)

    DXY [USD Indeks] selama bulan Oktober 2025 menguat sebesar 2.46% dengan pembukaan market di awal oktober berada pada level 97.82 dan penutupan market di akhir bulan oktober berada pada level 99.71. Perjalanan selama bulan oktober ini level tertinggi berada pada angka 99.88 dan level terendah berada pada angka 97.45.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendukung penguatan mata uang DXY (USD Indeks) di bulan oktober adalah :

    1. Government Shutdown Amerika Serikat.

      Government Shudown Amerika Serikat masih berlangsung selama bulan oktober dan belum ada kesepakatan antara kedua pihak antara democrat dan republic, Dimana kedua belah pihak mempunyai kepentingan politik yang tetap di pertahankan sampai akhir bulan oktober ini. Sehingga selama sebulan ini pegawai federasi yang essential tetap bekerja dengan tidak di gaji dan ada pegawai federasi yang tidak essential yang di rumahkan sebanyak 750ribu sampai 900ribu pekerja. Yang mengakibatkan data-data yang di hasilkan badan pusat statistic nya Amerika Serikat tidak ada. Jadi selama sebulan ini tidak ada berita tenaga kerja (Non FarmPayroll, Unemployment Rate, Average Hourly Earning), GDP (Pertumbuhan Ekonomi) dan Inflasi (PPI, PCE) kecuali CPI di keluarkan data tersebut untuk perhitungan Tunjangan Sosial (Social Security Administration/Administrasi Jaminan Sosial) 

    2. Inflasi

      Data Inflasi yang keluar di bulan oktober hanya ada data CPI (Consumer Price Indeks), untuk data PPI (Produsen Price Indeks) dan PCE (Personal Consumption Expenditure) Price Indeks tidak ada karena pemerintahan shutdown. Data CPI ini di keluarkan untuk pemenuhan syarat perhitungan Tunjangan Sosial (Social Security Administration/Administrasi Jaminan Sosial) untun menghitung penyesuain biaya hidup (Cost-of-living adjustment/COLA) tahunan bagi penerima tunjangan social. Inflasi CPI bulan oktober ini meningkat 0.1% dari 2.9% bulan lalu menjadi 3%, angka tersebut tidak lebih baik dari forecast 3.1%.

    3. Pertemuan FOMC di bulan oktober

      Pertemuan FOMC pada tanggal 28-29 oktober 2025, Jerome Powell memberikan Keputusan sebagai ketua FED untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 4.25% menjadi 4% dan ini adalah penurunan beruntun kedua secara berturut-turut setelah Keputusan serupa pada bulan September 2025. Di dalam Konferensi pers, Powell menekankan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan Desember “adanya ketidakpastian” menandakan bahwa Langkah-langkah selanjutnya akan tetap bergantung pada data ekonomi yang masuk (atau keluar pada waktu yang telah di jadwalkan) jika Shutdownnya pemerintahan Amerika Serikat berakhir. Hal ini untuk menjaga fleksibilitas kebijakan The Fed.

    4. Beberapa faktor dari perang tarif antara China dan Amerika Serikat.

      China mengontrol pembatasan atau pengurangn eksport Rare Earth Element (REE) atau Logam Tanah Jarang (LTJ) keseluruh Dunia yang memberikan dampak yang besar terhadap elektronik konsumen, Energi terbarukan, Otomotif, Industri Pertahanan dan Medis, Dan hal ini membuat Amerika Serikat, Trump sebagai Presiden mengumumkan akan menaikkan tarif dagang China menjadi 130%, tetapi hal tersebut berhasil di diskusikan di akhir bulan ini dimana REE/LTJ akan di tunda setahun kedepan dan akan di review per tahun, dan China akan import kedelai dari Amerika Serikat. Secara keseluruhan, Tarif terbaru di bulan November ini mencerminkan “gencatan senjata” perdagangan selama satu tahun antara kedua negara, bertujuan untuk meredakan ketengangan dan menghindari eskalasi perang dagang lebih lanjut.

  2. GBPUSD

    Pergerakan mata uang GBPUSD selama bulan Oktober 2025 mengalami penurunan lanjutan dari bulan September, bulan ini mengalami penurunan sebesar 3.15% Dimana pembukaan market di awal bulan oktober ada pada level 1.3424 dan penutupan market di akhir bulan oktober adalah pada level 1.3146, Dimana level tertinggi di bulan oktober ada pada level 1.3531 dan level terendah nya di bulan oktober ada pada level 1.3105.

    Beberapa faktor yang mendukung mata uang GBPUSD mengalami pelemahan di bulan Oktober adalah:

    1. Penguatan mata uang Dollar AS (USD)

      Dollar AS menguat secara luar karena ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve (The Fed) yang cenderung Hawkish (Ketat). Investor mulai memperkirakan siklus penurunan suku bunga The Fed akan lebih lambat atau lebih dangkal dari yang di yakini sebelumnya, yang meningkatkan data tarik USD.

    2. Kekhawatiran Ekonomi Inggris

      Prospek ekonomi inggris masih penuh ketidakpastian, dimana data ketenagakerja tidak begitu bagus di bulan oktober (seperti data Unemployment pada bulan oktober naik 0.1% menjadi 4.8% dari 4.7% bulan lalu dan forecast) dan data Inflasi (CPI) nya masih tinggi sama seperti bulan sebelumnya yaitu 3.8% (forecastnya 4%). Meskipun beberapa data, seperti PMI jasa sempat positif. Data lain, seperti PMI Konstruksi, mengecewakan. Bank of England (BoE) menghadapi dilema antara inflasi yang masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi serti pengangguran uang masih lemah, sehingga sikap kebijakan moneternya tampak hati-hati dan tidak memberikan dukungan kuat bagi poundsterling.

    3. Perbedaan Suku Bunga

      Perbedaan prospek kebijakan moneter antara The Fed yang cenderung Hawkish dan BoE yang lebih hati-hati menciptakan divergensi suku bunga yang menguntungkan USD dan menekan GBP.

  3. EURUSD

    EURUSD selama bulan Oktober 2025 melemah 2.23% Dimana pembukaan market di bulan oktober berada pada level 1.1730 dan penutupan nya pada level 1.1533, Angka tertinggi pada bulan oktober nya berada pada level 1.1785 dan angka terendahnya pada bulan tersebut adalah pada level 1.1522.

    Beberapa faktor pendukung penguatan mata uang EURUSD selama di bulan Oktober adalah:

    1. Inflasi Eurozona Stabil ~2%

      Inflasi stabil berada pada angka 2% sesuai dengan angka sebelumnya, dan angka tersebut sudah berada pada target bank sentral yang ingin menjaga inflasi dengan target 2%.

    2. ECB (bank Sentral Eropa) mempertahankan suku bunga.

      Kebijakan ECB (Bank Sentral Eropa) pada pertemuan di bulan Oktober ini mempertahankan suku bunga pada level 2.15% dan ini termasuk keempat kali ECB mempertahankan suku bunga dilevel tersebut sejak penurunan pertama di angka 2.15% pada bulan Juni 2025. Kebijakan tersebut di ambil karena melihat inflasi yang cukup tertahan di sekitar 2%-2.2% sejak bulan Juli 2025.

    3. Pertumbuhan ekonomi di bulan Agustus cukup stabil dan pasar tenaga kerja yang bergerak stabil di bulan oktober

      Pertumbuhan Ekonomi (GDP) YoY cukup stabil Dimana bulan lalu 1.5% dan tetapi di lihat dari prelim bulan oktober ini pertumbuhan ekonomi (GDP) EURO Zone mengalami penurunan sedikit dari 1.5% menjadi 1.3% lebih baik 0.1% dari Forecast. Dan Pasar tenaga kerjanya juga bergerak stabil 6.3% sama seperti bulan sebelumnya.

    4. Gejolak Politik Di Eropa

      Krisis dan ketidakstabilan politik di Prancis secara khusus memberikan tekanan signifikan pada EURO sepanjang bulan Oktober 2025. Ketidakpastian ini meningkatkan penghindaran risiko pasar, membuat investor cenderung beralih ke mata uang yang lebih aman seperti Dolar AS.

    5. Sentimen Pasar Global

      Pasar Juga mencermati perkembangan perdagangan global, termasuk ekspektasi kesempatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang dapat mempengaruhi permintaan mata uang utama. Penghindaran risiko secara umum di pasar Valuta asing turun menekan nilai tukar EUR/USD.

  4. AUDUSD

    Pergerakan AUDUSD pada bulan Oktober 2025 mengalami pelemahan sebesar 2.91% Dimana angka pembukaan market di bulan oktober ada pada level 0.6612 dan penutupan market di bulan tersebut pada level 0.6540 dan nilai tertinggi pada bulan oktober 2025 pada level 0.6632 dan nilai terendah pada bulan tersebut ada pada level 0.6439.

    Faktor Fundamental utama yang mempengaruhi pergerakan mata uang AUD selama bulan Oktober adalah:

    1. Inflasi

      Data CPI YoY naik lumayan besar dari 2.1% bulan lalu menjadi 3.2% bulan Oktober, hal tersebut kemungkinan akan membuat bank sentral Australia (RBA) akan mempertahankan suku bunga kesekian kali nya tetap pada angka tersebut pada pertemuan berikut yang di jadwalkan di awal bulan November (saat ini utk kedua kalinya pada tanggal 29 september 2025 tetap mempertahankan suku bunga sebesar 3.6%)

    2. Tenaga Kerja

      Data tenaga kerjanya sedikit melemah sebesar 0.2% dari bulan lalu sebesar 4.3% menjadi 4.5%. Dimana hal tersebut akan menjadi pertimbangan yang cukup besar bagi bank sentral Australia untuk mempertahankan suku bunga, bukan menurunkan suku bunga.

    3. Pertumbuhan Ekonomi (GDP)

      Data GDP Kuartalan Australia untuk Q2 adalah meningkat 0.3% menjadi 0.6% Dimana bulan sebelumnya hanya berada di level 0.3% dan GDP Year on Year juga mengalami peningkatan sebesar 0.4% menjadi 1.8% Dimana bulan sebelumnya 1.4%. Hal tersebut memberikan dukungan yang lebih baik terhadap mata uang AUDUSD itu sendiri.

    4. Kekhawatiran Ekonomi Tiongkok.

      Sebagai mitra dagang utama Australia, kesehatan ekonomi Tiongkok sangat mempengaruhi Nilai Tukar AUD. Pelemahan data perdagangan dan IHK (Indek Harga Konsumen) Tiongkok di bawah ekspektasi pasar memperbesar tekanan pada AUD. Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mempertahankan suku pinjaman (LPR) tidak berubah, yang juga berkontribusi pada sentimen negatif pada AUD.

    5. Penurunan harga Komoditi

      Australia adalah eksportir komoditas utama. Penurunan harga komoditas Global, yang di picu oleh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global, berdampak negatif pada pendatapan ekspor Australia dan permintaan mata uangnya, sehingga menyebabkan pelemahan mata uang AUD itu sendiri.