www.cimbniaga.co.id production
ID EN

Market Wrap Up Agustus 2025

Pasar global secara signifikan mengungguli pasar ekuitas Amerika Serikat (AS) di bulan Agustus, dengan Indeks MSCI All-World Excluding US mencatatkan kenaikan +4,43% dibandingkan dengan +2,03% dari S&P 500. Sejak awal tahun, kinerja saham developed markets +23,30% dan emerging markets +19,59%, mengungguli kinerja pasar ekuitas AS dengan indeks S&P 500 +10,78% (Year-to-Date per Agustus).

Pasar ekuitas Amerika Serikat melanjutkan reli di bulan Agustus, dengan indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan solid sebesar +2,03%. Indeks Nasdaq meningkat sebesar +1,65%, sementara saham small cap secara signifikan outperformed dengan Indeks Russell 2000 melonjak +7,14%. Para raksasa teknologi "Magnificent 7" mencatatkan kenaikan kuat sebesar +1,98%, memberikan kontribusi pada kinerja indeks S&P 500. Dari titik terendah pada 8 April 2025 hingga akhir Agustus, pasar ekuitas AS telah mencatatkan kenaikan luar biasa dengan S&P 500 melonjak +30,31%, Nasdaq melesat +40,91%, dan Russell 2000 naik +35,11%. Di bulan Agustus, kinerja sektoral pasar ekuitas AS bervariasi: sektor Kesehatan mencatatkan kenaikan +5,37%, sektor Material +5,19%, dan sektor Barang Konsumsi +4,66%. Sektor Komunikasi juga naik +3,71%, Energi +3,65%, dan Keuangan +3,09%. Sektor Teknologi relatif datar (-0,11%), sementara sektor Utilitas turun -1,58%.

Perkembangan laporan earnings perusahaan AS di kuartal 2 tahun 2025 menurut data FactSet, 98% perusahaan S&P 500 sudah melaporkan pendapatan mereka pada 29 Agustus, dan 81%-nya mencatatkan pendapatan yang positif, dengan pendapatan di atas rata-rata 5 tahun (78%) dan 10 tahun (75%).

Sementara itu, negosiasi tarif AS dengan negara-negara lain masih berlangsung di bulan Agustus. Uni Eropa dan Jepang mencapai kesepakatan dagang dengan AS, kesepakatan ini sangat penting mengingat volume perdagangan yang terlibat. AS sepakat menetapkan tarif rata-rata sebesar 15% terhadap seluruh produk impor dari Jepang, lebih rendah dibandingkan ancaman sebelumnya sebesar 25%. Trump juga menyebutkan, AS telah mendapatkan komitmen dari Jepang untuk menginvestasikan US$550 miliar di AS dan membuka pasarnya untuk barang Amerika. Sementara kesepakatan dagang Uni Eropa dengan AS adalah AS menetapkan tarif sebesar 15% untuk ekspor Uni Eropa ke AS. Selain itu, UE berkomitmen membeli energi AS senilai US$750 miliar serta berinvestasi setidaknya US$600 miliar tambahan di Amerika Serikat. Namun berbeda dengan negara India, Trump menghukum India atas pembelian minyak dari Rusia dengan menaikkan tarif untuk barang impor India (tidak termasuk elektronik dan farmasi) menjadi 50% dari 25%. Masalah lainnya di AS yaitu kekhawatiran mengenai independensi Fed, di mana Trump mengancam untuk memecat Gubernur Fed Lisa Cook karena dugaan pelanggaran terkait hipotek dan tekanannya yang tiada henti kepada Ketua Fed Jerome Powell untuk memotong suku bunga, sudah menguji batas kekuasaan presiden atas bank sentral AS.

Sementara itu, Federal Reserve (Fed) kemungkinan akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2025, dengan peluang pasar melebihi 80%. Lonjakan probabilitas dramatis ini, dari 38% di awal Agustus menjadi >80–90% pada akhir Agustus, mengikuti pernyataan Ketua Fed Powell di Jackson Hole yang menekankan “risiko penurunan terhadap lapangan kerja” dan kemungkinan penyesuaian kebijakan. Pasar tenaga kerja menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan dengan tingkat pengangguran sebesar 4,2% dan adanya revisi turun pada data bulan Mei dan Juni untuk non-farm payroll, sebesar 258 ribu lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya, sementara inflasi tetap berada di level 2,8%. Powell menyatakan bahwa pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan mengurangi dampak tarif terhadap ekspektasi inflasi, sehingga pemotongan suku bunga untuk mendukung lapangan kerja menjadi mungkin meskipun ke depannya ada tekanan harga akibat naiknya tarif impor.

Pada 29 Agustus, emas diperdagangkan pada harga US$3.447,95 per ons, naik lebih dari 30% pada tahun 2025 dan sekitar 112% dari titik terendahnya pada akhir 2022. Daya tarik logam ini diperkuat oleh lemahnya dolar, sifatnya sebagai pelindung inflasi, dan meningkatnya permintaan dari bank sentral sebagai perlindungan terhadap volatilitas pasar global. Pasar kontrak berjangka minyak mentah Brent dan WTI menutup bulan Agustus 2025 dengan level yang lebih lemah, tertekan oleh peningkatan pasokan dan prospek permintaan yang melemah, meskipun masih ada peningkatan tensi konflik geopolitik. Brent turun dari US$71,70 pada akhir Juli menjadi US$67,44 pada 27 Agustus, mencatat penurunan sebesar US$4,26 atau -5,9%. Sementara itu, WTI turun dari US$69,26 menjadi US$64,15, atau turun US$5,11 (-7,4%). Delapan anggota OPEC+ sepakat untuk meningkatkan target produksi minyak mentah kolektif mereka sebesar 547 kbd untuk bulan September 2025, peningkatan yang sama seperti yang disepakati untuk bulan sebelumnya. Pertemuan OPEC+ berikutnya dijadwalkan pada 7 September 2025.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif pada bulan Agustus, melanjutkan reli dari bulan Juli. IHSG menguat +4,63% MoM ke level 7.830,49. Indeks LQ45 mencatatkan penguatan lebih kecil, yaitu +0,84% MoM. Investor asing mencatatkan inflow sebesar Rp10,9 triliun sepanjang bulan Agustus.

Sektor yang mencatatkan kinerja positif dengan penguatan paling besar yaitu sektor Industri +24%, sektor Properti +11%, dan sektor Teknologi +10%. Sedangkan sektor yang mencatatkan kinerja negatif yaitu sektor Basic Material -1,7%, serta sektor Infrastruktur dan Consumer -0,7%. Pada hari terakhir perdagangan di bulan Agustus, IHSG ditutup melemah -1,53% karena kekhawatiran mengenai ketidakstabilan politik dalam negeri akibat aksi demonstrasi yang meluas sejak Kamis, 28 Agustus.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus merilis data PDB Indonesia untuk periode kuartal II-2025. Secara year-on-year, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,12%. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,31%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,67%. Pada kuartal II-2025, provinsi-provinsi di Pulau Jawa masih menjadi motor utama perekonomian Indonesia secara spasial, dengan kontribusi sebesar 56,94% terhadap PDB nasional.

Untuk data inflasi, masih cukup stabil. Pada Juli 2025 terjadi inflasi year-on-year sebesar 2,37% dengan tingkat inflasi month-to-month sebesar 0,30% dan tingkat inflasi year-to-date sebesar 1,6%. Inflasi provinsi yoy tertinggi terjadi di Provinsi Papua Selatan sebesar 5,45%, dan terendah terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,43%.

Sementara itu, imbal hasil obligasi Indonesia ditutup di level 6,35%, menguat dibandingkan posisi awal bulan Agustus di 6,56%. Posisi kepemilikan investor asing pada akhir bulan Agustus tercatat Rp953,85 triliun, lebih tinggi dibandingkan posisi awal bulan di Rp913,1 triliun.

Di kuartal ketiga tahun 2025, CIO Regional Private Banking merekomendasikan aset alokasi sebagai berikut: 45% saham, 47,5% obligasi, 5% investasi alternatif (emas), dan 2,5% kas.

Pada kuartal ini, kami mempertahankan outlook neutral untuk pasar saham AS dengan pandangan bahwa ketidakpastian terkait perang tarif akan mengancam pertumbuhan ekonomi AS serta berisiko menekan laba perusahaan. Sementara itu, outlook untuk pasar saham Hong Kong/China berubah dari neutral menjadi overweight, didukung oleh sentimen positif dari stimulus pemerintah China yang akan menjadi penopang pasar saham di kawasan tersebut.

Obligasi masih menjadi salah satu aset yang layak dikoleksi pada tahun ini dengan memanfaatkan tactical trading untuk mendapatkan tingkat pengembalian hasil yang lebih optimal.

Catatan: Penjelasan lebih lengkap terkait rekomendasi aset alokasi secara keseluruhan, silakan menghubungi Private Banker Anda.

Gambar 1 : Aset Alokasi Q3 2025

Sumber : CIMB Chief Investment Office

Gambar 2 : Penutupan Pasar Saham Global 1 September 2025

Sumber : Bloomberg

Gambar 3: Penutupan Harga Komoditi 1 September 2025

Sumber : Bloomberg

Gambar 4 : Imbal Hasil 10 Tahun 1 September 2025

Sumber : Bloomberg

 

DISCLAIMER

Informasi ini dipersiapkan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga) dengan mencantumkan materi dari sumber referensi yang dianggap dapat dipercaya oleh Bank. Namun demikian, Bank tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan semua proyeksi, pendapat atau fakta-fakta statistik lainnya yang tercantum dalam materi informasi tersebut. Pencantuman data kinerja masa lalu hanya untuk asumsi perhitungan, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menjamin kinerja di masa datang. Informasi ini bukan suatu penawaran penjualan untuk membeli suatu produk investasi tertentu, dan tidak dianggap sebagai suatu nasihat investasi, serta tidak bertujuan untuk membentuk suatu dasar keputusan investasi. Investor harus menetapkan sendiri setiap keputusan investasi sesuai dengan kebutuhan. Informasi ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Untuk informasi lebih lanjut, harap dapat menghubungi Private Banker anda

1. Indeks USD (DXY)

DXY [USD Indeks] selama bulan Agustus 2025 ini mengalami koreksi sebesar -2.69% dari angka tertinggi nya berada di level 100.24 dan angka terendahanya berada di level 97.58, dan pembukaan market di awal bulan agustus berada pada level 100.01 dan penutupan market di akhir bulan agustus berada pada level 97.84. Secara Technical USD indeks (DXY) selama di bulan agustus ini support kunci ada di level 97, Jika berhasil break level 97 kemungkinan akan terjadi perubahan arah trend dari kemungkinan bullish akan masuk Kembali ke wilayah bearish Kembali. Dan level psikologis untuk bullish/uptrend nya adalah 100 sebagai resistance Kuat saat ini, Jika berhasil break level tersebut akan melanjutkan trend bullish Kembali.

Beberapa faktor yang mendukung pelemahan mata uang USD Indeks (DXY) pada bulan Agustus tersebut adalah :

  • Data Tenaga kerja dan “Data Integrity”.

    Setelah revisi tajam yang terjadi pada data ketenagakerjaan, Dimana Data Mei dan Juni di revisi turun signifikan (ratusan ribu lapangan kerja lebih rendah dari perkiraan awal). Hal ini membuat Presiden Trump memerintahkan memecat pejabat kunci statistic ketenagakerjaan (BLS), Dr. Erika McEntarfer (Komisaris BLS) pada tanggal 1 agustus 2025 tak lama setelah laporan ketenagakerjaan itu di rilis. Aksi ini meninbulkan kekhawatiran kredibilitas data, sehingga pasar makin sensitive pada rilis NFP berikutnya-Bias Negatif untuk USD selama Agustus.

  • Inflasi cenderung stabil – tidak bergerak kemana-mana.

    CPI Juli (Rilis 12 agustus) tetap 2.7% YoY sama seperti bulan sebelumnya; Core CPI naik ke 3.1% YoY dari 2.9% bulan sebelumnya; Core PCE (29 agustus)0.3% MoM dan 2.9% YoY (in-line). Jadi inflasi belum turun cepat, tapi Powell tetap memberi sinyal pelonggaran karenan resiko dari sisi ketenagakerjaan. Data tersebut bearis DXY (Cut > Inflasi In-line).

  • Isu Lisa Cook & Independensi The Fed

    Upaya Gedung Putih untuk memberhentikan Gubenur The Fed Lisa Cook terkait tuduhan pelanggaran hipotek memicu gugatan dan sidang darurat. Hingga tanggal 30 Agustus belum ada keputusan, dan ketidakpastian tersebut membebani sentimen USD karena dinilai mengusik independensi The Fed.

  • Jackson Hole Sysmposium (22 Agustus) & Probilitas “Rate Cut” Naik.

    Jerome Powell “membuka pintu” pemangkasan suku bunga, namun menekankan kehati-hatian karena inflasi inti masih tinggi dan pasar kerja mulai rapuh. Selain itu, The Fed Merilis Statement on Longer-Run Goals/Framework yang Kembali ke “Flexibel Inflation Targeting” (menghapus strategi “make-up” 2020). Nada tersebut membuat pasar menambah peluang untuk menurunkan suku bunga menjadi lebih besar (sekitar 75-90% di pekan terakhir Agustus), Hal tersebut menekan USD indeks (DXY) sekitar 2.69% secara bulanan.

2. GBPUSD

GBPUSD pada bulan Agustus 2025 mengalami penguatan Kembali sebesar 3.42% setelah penurunan bulan sebelumnya sebesar 4.38% yang artinya beberapa bulan terakhir trendnya masih sideways. Dimana angka tertinggi di bulan agustus itu ada di level 1.3592 dan level terendah nya berada di level 1.3142, Dimana pembukaan di bulan agustus berada di level 1.3202 dan penutupan di bulan tersebut berada di level 1.3502. Level resistance yang perlu di jaga adalah 1.3600, jika berhasil break level tersebut kemungkinan akan mencari level berikut 1.3800-1.3900-1.4000 dengan level tersebut berarti ada perubahan trend Dimana pergerakan GBPUSD tetap strong bullish. Dengan support yang perlu di jaga adalah pada level 1.3370 dan 1.3140.

Beberapa faktor yang mendukung mata uang GBPUSD mengalami penguatan di bulan Agustus adalah:

  • Suku Bunga dari Bank of England (BoE) dan harapan pasar terhadap suku bunga UK.

    BoE (Bank of England) memotong suku bunga sebesar 25 bps dari 4.25% menjadi 4%, penurunan kelima dalam setahun terakhir dan terendah sejak Maret 2023. Potongan suku bunga ini merupakan faktor pelemahan untuk GBP karena yield English relative turun. Harapan besar untuk pemangkasan suku bunga selanjutnya di akhir 2025 menurun, beberapa analis bahkan memperkirakan pemangkasana selanjutnya baru akan terjadi awal 2026. Proyeksi suku bunga terendah sekitar 3.5%-3.75% dalam proyeksi menengah.

  • Inflasi

    Inflasi headline/household cost tetap tinggi tahun ke tahun pada paruh pertama 2025 (HCI/CPI Tingkat beberapa persen); rilis CPI bulan Agustus resmi di jadwalkan pertengahan September, sehingga selama Agustus pasar memposisikan kebijakan BoE berdasarkan data inflasi sebelumnya dan ekspekatasi bahwa inflasi belum sepenuhnya turun ke target. Tekanan inflasi yang masih ada membatasi pelemahan GBP yang berlebihan. Selain meningkatnya espektasi inflasi rumah tangga dan bisnis, ada juga tekanan dari peningkatan harga makanan dan energi. Inflasi (CPI) YoY 3.8% lebih tinggai dari bulan sebelumnya 3.6% Dimana targetnya 2% kemungkinan baru akan tercapai Q2 2027.

  • Tenaga kerja

    Data pekerjaan April – Juni 2025 : Tingkat pengangguran sedikit naik tetapi pasar tenaga kerja masih relative ketat, unemployment rate 4.7% sama seperti bulan sebelumnya (bertahan diangka ini selama 2 bulan), kondisi tenaga kerja tidak menunjukan pelemahan tajam yang memaksa perubahan kebijakan yang agresif dari BoE.

  • Pertumbuhan Ekonomi (GDP)

    GDP Kuartal II (April – Juni) 2025 meningkat +0.3% q/q (melambat dari +0.7% pada Q1). Pertumbuhan melambat yang mendukung Keputusan BoE untk mulai longgar sedikit. Pertumbuhan yang moderat membantu menjelaskan kenapa pound tidak runtuh karena ada aktivitas (layanan dan kontruksi) tetapi momentum melambat (semua tercermin di data manufacturingnya)

  • Faktor Eksternal – Fed & USD itu sendiri

    Fed dan pernyataan Powell (di Jackson Hole Sysposium, 22 Agustus) memberi sinyal sedang mengevaluasi framwork dan melihat resiko perubahan pasar dan kombinasi data Amerika Serikat yang relative solid tetapi juga adanya tanda-tanda pemelamahan pada tenaga kerja yang membuat ekspektasi suku bunga berubah sepanjang agustus. Hal ini memberikan kekuatan pada mata uang GBP untuk bertahan pada pelemahannya terhadap mata uang USD.

3. EURUSD

Bulan Agustus 2025 mata uang EURUSD mengalami penguatan sebesar 3.1% dengan angka tertinggi EURUSD berada di level 1.1744 dan angka terendah di bulan Agustus berada pada level 1.1390. Dimana pembukaan market pada awal bulan Agustus berada pada level 1.1416 dan penutupan di akhir bulan Agustus berada pada level 1.1685. Resistance pada EURUSD adalah 1.1800 Jika break resistance tersebut kemungkinan akan melanjutkan bullish trend Kembali.

Beberapa faktor yang mendukung penguatan mata uang EURUSD selama di bulan agustus adalah:

  • Inflasi Eurozona Stabil ~2%

    Inflasi yang stabil ini mengurangi tekanan pada ECB untuk menurunkan suku bunga sementara waktu dan membuat kebijakan cenderung Hold/Siap membahas pemotongan di masa mendatang jika data melemah.

  • ECB (bank Sentral Eropa) menahan suku bunga (pertemuan Juli) dan diskusi pemangkasan mulai muncul dalam pasar.

    Artinya pasar melihat ECB Hold Sekarang, Cut kemungkinan nanti (Fall) sehingga yield nominal Zona euro relative kurang menarik.

  • Aktivitas Manufaktur/PMI membaik di Agustus (PMI Manufaktur >50).

    PMI membaik di bulan Agustus rata-rata berada di atas 50 yang Dimana angka tersebut menandakan adanya ekspansi, yang membuktikan output manufaktur yang mendukung ekonomi riil eurozone, ini memberi sisi positif fundamental untuk mata uang EURO itu sendiri.

  • Pasar tenaga kerja tetap relative kuat (pengangguran turun ~6%).

    Dengan adanya peningkatan pasa tenaga kerja di Eurozona yang relative kuat hal ini juga mendukung ke komsumsi domestic sehingga menahan downside besar pada mata uang EUR.

  • Pertumbuhan ekonomi di bulan Agustus cukup stabil.

    Pertumbuhan Ekonomi (GDP) YoY cukup stabil Dimana bulan lalu 1.5% dan bulan ini sesuai dengan prediksi market yaitu 1.4%

4. AUDUSD

Pergerakan AUDUSD pada bulan Agustus 2025 menguat sebesar 2.41%, overall 2-3 bulan terakhir ini AUDUSD hanya bergerak sideways dengan range 0.6400 – 0.6625. Untuk bulan Agustus ini pembukaan market ada pada level 0.6426 dan angka terendah di bulan Agustus berada di level 0.6416 dan angka tertinggi di bulan ini berada di level 0.6571 dan angka penutupan di akhir bulan Agustus ini adalah di level 0.6537. 

Faktor Fundamental utama yang mempengaruhi pergerakan mata uang AUD selama bulan Agustus adalah:

  • Inflasi

    Inflasi di Australia masih di atas targert 2-3% RBA, tetapi sudah melandai. Pasar melihat tekanan inflasi mulai melemah dan memberikan ruang pemangkasan suku bunga terbuka tetapi tidak terlalu agresif.

  • Tenaga Kerja

    Data ketenagakerjaan tetap solid. Tingkat pengangguran relative rendah, saat ini Unemployement ratenya berada di angka 4.2% lebih baik dari bulan sebelumnya 4.3%, kekuatan pasar kerja dapat menahan penurunan mata uang AUDUSD dari penurunan yang lebih besar.

  • Manufacturing & Aktivitas Ekonomi

    PMI Manufacturing masih lemah, sektor industry belum memberikan dorongan yang berarti.

  • Pertumbuhan Ekonomi (GDP)

    Pertumbuhan Australia melambat, sekitar 1-1.5% YoY (lebih rendah dari rata-rata historis). Ketergantungan pada ekspor komoditas menbuat GDP sangat di pengaruhi kondisi China.

  • Suku Bunga (RBA)

    RBA lebih Dovish di banding RBNZ sering mengambil pendekatan bertahap. Pasar Obligasi Australia cuku besar, pemangkasan suku bunga tidak selalu bikin AUD jatuh drastis karena banyak faktor eksternal ikut menahan.

  • Faktor eksternal (perang Tarif China-US).

    Selama ini partner bisnis terbesar Australia adalah China, karena perang tarif yang terjadi antara China dan US mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di Australia cukup terhambat. Dimana sampai saat ini, keputusan dari tarif belum mendapatkan kepastikan, masih dalam negosiasi kemungkinan sampai bulan november. Saat ini data pertanggal 18 Agustus 2025, China mengenakan tarif terhadap barang eksport Amerika Serikat adalah sebesar 32.6% dan Amerika Serikat mengenakan tarif terhadapa barang eksoport China adalah sebesar 57.6%. selisih sekitar 25%.